visitaaponce.com

Perangi TBC, Bio Farma Kerja Sama dengan Perusahaan Amerika

Perangi TBC, Bio Farma Kerja Sama dengan Perusahaan Amerika
Bio Farma dan Becton Dickinson and Company menandatangani kerja sama dalam upaya memerangi TBC di Indonesia(DOK/BIO FARMA)

GUNA memerangi penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia, PT Bio Farma

menandatangani nota kepepahaman (MoU) dengan perusahaan teknologi medis
global terkemuka dari Amerika yakni Becton Dickinson and Company (BD).

Bentuk kerja sama ialah menyediakan akses terhadap portofolio diagnosik TBC, inovatif BD dan menjalin sebuah kemitraan untuk mengopimalkan rantai pasokan solusi TBC di Indonesia.

Berdasarkan data saat ini lebih dari satu juta kasus TBC setiap
tahunnya. Indonesia mempunyai beban penyakit TBC teringgi kedua di
dunia.

Sebelum pandemi global covid-19 terjadi, TBC merupakan penyebab
utama kematian akibat satu agen infeksius di negara ini. TBC yang
resistan terhadap salah satu atau kedua obat lini pertama yang biasanya
digunakan dalam pengobatan, rifampisin (RIF) dan isoniazid (INH).

Rintangan dalam upaya memberantas penyakit ini, karena pasien TBC yang resistan terhadap obat memerlukan pengobatan yang berbeda. Jika tidak diidentfikasi secara dini dan diobati dengan tepat, pengobatan mungkin tidak berhasil, sehingga akan menimbulkan risiko perkembangan penyakit, penularan dan timbulnya resistensi terhadap obat lain.

"Namun, dengan adanya deteksi dan pengobatan yang tepat waktu, TBC dapat disembuhkan," ujar Direktur Utama PT Bio Farma Shadiq Akasya, Selasa (21/11).

Dia menambahkan MoU dengan Becton Dickinson and Company ditandatangani di Amerika pada Senin (20/11). Kerjasama Bio Farma dengan BD, menambah
peluang dan langkah penting bagi Bio Farma, untuk memperdalam
pengalaman, pengetahuan dan keahliannya di bidang pengembangan alat
diagnostic.

"Ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan akses
layanan terkait TBC, mulai dari deteksi hingga vaksinasi. Kolaborasi ini membantu kami memperluas portofolio produk alat diagnostik dan kami
berharap dapat membantu Indonesia mengurangi kasus TBC secara signifikan dan menghilangkan TBC pada akhir dekade ini," ujarnya.

Menurut Shadiq, sistem BD MAX merupakan platform diagnostik molekuler
yang sudah digunakan di ribuan laboratorium di seluruh dunia. Sistem ini sepenuhnya otomatis, mengurangi peluang terjadinya kesalahan manusia dan meningkatkan kecepatan dalam menghasilkan hasil.

Selain itu dapat memproses 24 sampel secara bersamaan, hingga beberapa ratus sampel per periode 24 jam. "Setiap unit mampu melakukan pengujian terhadap infeksi saluran pernapasan, patogen enterik, infeksi yang didapat di rumah sakit dan infeksi menular seksual," tambahnya.

Presiden BD Diagnostic Solutions, Nikos Pavlidis mengatakan, kolaborasi
ini merupakan bukti dedikasi perusahaanya membantu Indonesia, dalam
meningkatkan diagnosis TBC. Khususnya TBC yang resistan terhadap
beberapa obat serta TBC yang juga resistan terhadap satu obat.

"Kami terdorong oleh upaya kolektif, yang sejalan dengan tujuan nasional Indonesia untuk memberantas TBC pada 2030," tandasnya. (SG)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat