Perempuan Lebih Rentan Terkena Anemia, ini Dampaknya
![Perempuan Lebih Rentan Terkena Anemia, ini Dampaknya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/b28b11cf5979534b653b1a1704539ae4.jpg)
ANEMIA merupakan masalah kesehatan serius yang bisa dialami siapa pun, terutama kaum perempuan. Secara medis, anemia merupakan kondisi tubuh yang kekurangan darah akibat kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah berada di bawah batas normal.
Seoramg perempuan bisa dinyatakan anemia ketika mengalami kadar Hb kurang dari 11,5 gram per desiliter (g/dL) atau hematokrit (Hct) kurang dari 36%. Sementara pada laki-laki apabila kadar Hb kurang dari 13,5 g/dL atau Hct kurang dari 41%.
"Anemia adalah istilah kadar hemoglobin yang rendah. Harus dibedakan antara tekanan darah rendah dan anemia. Tekanan darah rendah disebut hipotensi, sementara anemia itu bahasa awamnya kurang darah," ungkap dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK.
Baca juga : Anemia pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Kecerdasan Anak
Juwalita mengatakan, penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, jumlah perempuan yang terkena anemia mencapai 27,2%, sementara laki-laki sebesar 20,3%.
"Perempuan lebih banyak terkena anemia karena mengalami siklus menstruasi. Jadi secara periodik, darah akan keluar. Kalau kita tidak aware dengan hal tersebut, bisa saja memicu anemia," jelas dokter Juwalita.
Sementara itu, proporsi ibu hamil yang mengalami anemia mencapai 48,9%. Rinciannya, yakni 84,6% dari usia 15-24 tahun, 33,7% dari usia 25-34 tahun, 33,6% dari usia 35-44 tahun, dan 24% dari usia 45-54 tahun.
Baca juga : Ahli Gizi Sebut Beras Fortivit tak Bisa Jadi Solusi Tunggal Atasi Stunting
Dalam pandangan dokter Juwalita, setidaknya ada tiga faktor penyebab seseorang mengalami anemia. Pertama, kekurangan asupan nutrisi yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, seperti zat besi, asam folat, dan vitamin B12.
Kedua, dipicu oleh penyakit kronis. Misalnya, pasien dengan TBC (tuberkulosis) dan kanker yang merupakan penyakit kronis bisa mengalami anemia. Ketiga, akibat kehilangan darah yang tidak disadari.
“Seseorang dengan gangguan lambung, yang kemudian mengalami iritiasi hingga pendarahan di saluran pencernaan. Dalam kondisi tersebut, darah keluar secara perlahan tanpa dirasakan secara nyata oleh tubuh. Namun, saat diperiksa, kadar Hb-nya rendah sampai dinyatakan anemia,” jelas Juwalita.
Baca juga : Pemprov Aceh Diminta Kerja Ekstra Keras Turunkan Stunting
Picu Gagal Jantung dan Stunting
Kemunculan anemia yang dibiarkan dalam jangka waktu lama hinga memasuki level tertentu dapat memberikan dampak buruk bagi tubuh. Dalam kondisi anemia ringan, seseorang akan sulit beraktivitas dengan optimal sehingga menurunkan produktivitas. Akhirnya, kualitas hidup secara keseluruhan juga ikut menurun.
"Kalau anemianya memang berat, bisa menyebabkan gagal jantung. Dikhawatirkan gagal jantung tersebut tidak bisa kembali normal lagi,” kata Juwalita.
Baca juga : Program Makan Siang Gratis Sebaiknya Menyasar Ibu Hamil
“Hb itu sifatnya harus mengikat oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Pada kondisi Hb rendah, jantung akan memompa darah lebih cepat, supaya kebutuhan oksigen di sel tubuh bisa terpenuhi," imbuhnya.
Selain itu, dia juga menyoroti bahwa seorang ibu hamil dengan masalah anemia dapat menyebabkan stunting pada janinnya. Dalam masa kehamilan, Hb berperan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, termasuk jaringan janin.
"Pada perempuan hamil yang anemia, sirkulasi (darah) tidak berjalan dengan lancar. sehingga menyebabkan nutrisi ke janin tidak optimal. Bayinya bisa kekurangan nutrisi dan terlahir kecil yang akhirnya berisiko mengalami stunting," terang dokter Juwalita.
Di Indonesia, lima dari 10 ibu hamil mengalami anemia. Musababnya, biasanya gejala anemia pada ibu hamil tidak terlihat nyata, sehingga kerap diabaikan. Padahal, jumlah darah dalam ibu hamil meningkat hingga 50% jika dibandingkan kondisi tubuh saat tidak hamil.
Adapun beberapa gejala anemia yang perlu diwaspadai ibu hamil, yaitu tubuh terasa lemah, letih, dan lesu terus-menerus. Kemudian, pusing, sesak napas, detak jantung cepat, hingga nyeri dada. Warna kulit, bibir, dan kuku yang memucat juga termasuk dalam gejala anemia. (B3)
Terkini Lainnya
Menko PMK Sebut Keluarga Kokoh Disiapkan Sejak Sebelum Pernikahan
Dampak Polusi, Paru-paru Menua Lebih Awal
Upaya Meningkatkan Kesadaran dan Praktik Gizi Seimbang Mampu Turunkan Prevalensi Stunting
Obat Tuberkulosis Dipastikan tidak Berbahaya Bagi Ibu Hamil
Pemerintah akan Jamin Ibu Korban Kekerasan hingga Pengidap HIV
Angka Stunting Naik, Sulsel Lakukan 4 Hal
Penimbangan Nasional Serentak Diharapkan Capai 95% Anak untuk Deteksi Stunting
Remaja Putri dan Ibu Hamil Jadi Sasaran Utama Pencegahan Cikal Bakal Stunting
Peningkatan Kualitas untuk Tingkatkan Ketahanan Keluarga dan Menurunkan Stunting
Asupan Bernutrisi Anak Salah Satu Syarat Raih Indonesia Emas 2045
Nikmati Kuliner Kerang Tumpah di Cafe Dapur Inches, Lembata, Fresh From the Ocean!
Ini Cara Aktor Surya Saputra Menerapkan Pola Hidup Sehat
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap