visitaaponce.com

NTT Satu-satunya Penyuplai Ternak Nasional Bebas PMK

NTT Satu-satunya Penyuplai Ternak Nasional Bebas PMK
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kupang Dokter Hewan (drh) Yulius Umbu Hungar dalam coffee morning di Kupang, Rabu (4/1).(MI/Palce)

PROVINSI Nusa Tenggara Timur (NTT) tercatat sebagai satu-satunya provinsi penyuplai ternak secara nasional yang masih bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

Wabah PMK telah menyebar di 27 provinsi dan 312 kota dan menyerang lebih dari 580 ribu ternak di seluruh Tanah Air. Namun, NTT dinyatakan masih tetap bebas PMK alias tetap zona hijau.

"Banyak daerah penghasil ternak lainnya yang berstatus zona merah menutup pengeluaran atau pemasukan ternak. Kondisi ini menguntungkan peternak NTT karena sapi diminati di seluruh penjuru Indonesia," ujar Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Kupang Dokter Hewan (drh) Yulius Umbu Hungar dalam coffee morning bersama wartawan di Kupang, Rabu (4/1).

Karena bebas PMK tersebut, NTT menjadi satu-satunya provinsi yang diperboleh mengirim ternak ke daerah lain. Selama 2022, NTT mengirim 154.078 ekor ternak ke luar daerah, antara lain Pulau Jawa, Kalimatan dan Sumatra terdiri atas sapi 93.393 ekor, babi 12.593 ekor, kambing 46.053 ekor, domba 416 ekor, rusa 14 ekor, dan kerbau 1.623 ekor.

Dia mengatakan, selama periode Januari-April 2022, pengeluaran hewan rentan PMK dari NTT seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi sebanyak 35.172 ekor atau meningkat sebesar 86,7%.

Seluruh ternak yang dikirim ke luar daerah, harus menjalani karantina selama 14 hari atau sama dengan masa inkubasi PMK yakni antara 1-14 hari. Hal ini untuk menjamin ternak yang diantarpulaukan benar-benar aman atau bebas PMK.

"Tindakan perkarantinaan meliputi pengawasan dan tindakan karantina untuk memastikan semua komoditi yang dilalulintaskan memenuhi persyaratan perkarantinaan. Hal ini untuk memitigasi risiko penyebaran hama penyakit berbahaya," jelasnya.

Untuk menjaga agar NTT bebas dari PMK, Balai Karantina Pertanian Kupang melakukan penjagaan secara ketat di seluruh pintu masuk untuk ternak dan daging yang datang dari luar daerah.


Baca juga: Target PAD Kabupaten Purwakarta 2022 tidak Tercapai


Penjagaan dilakukan di pelabuhan laut, pelabuhan udara, dan pos lintas batas antarnegara (PLBN). Bahkan di Bandara El Tari Kupang.

"Sudah ditempatkan karpet disinfektan di Bandara El Tari Kupang untuk disinfeksi orang atau barang yang masuk ke NTT," tambah Dokter Hewan (drh) Devi dari Balai Karantina Pertanian Kelas Insecta Kupang.

Penjagaan super ketat di seluruh pintu masuk bertujuan agar daerah ini tetap bebas PMK. Pasalnya, jika ternak terjangkit virus PMK, negara harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar untuk ganti rugi kepada peternak karena dilakukan pemotongan paksa dan divaksin.

Selain itu, Indonesia bisa mengimpor ternak dari daerah lain jika seluruh provinsi menjadi zona merah PMK. "Lebih baik pencegahan dilakukan secara besar-besaran karena anggaran minim," kata dia.

Untuk memastikan NTT bebas PMK, tambah Umbu, telah dilakukan pengambilan 10.000 sampel sapi dan kambing pada 2022, namun tidak ditemukan virus PMK.

Adapun pada 2023 ini, Balai Karantina Pertanian Kelas Insecta Kupang berkolaborasi dengan sektor lain agar bersama-sama menjaga daerah ini bebas dari PMK, yakni pemerintah, komunitas masyarakat, akademisi, dan media.

Menurutnya, kerja kolaboratif lintas instansi ini, dilakukan melalui operasi patuh terpadu di pintu-pintu masuk untuk memeriksa orang yang membawa ternak atau produk ternak yang dilarang.

Selanjutnya, melakukan disinfeksi barang dan orang yang masuk ke NTT dan disinfeksi kandang peternak, peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan biosecurity laboratorium, serta rapat tugas gugus provinsi dan kabupaten serta bersama Pemerintah Timor Leste dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagai Satuan Gugus Tugas PMK Nasional. Dia berharap, dengan status zona hijau PMK, investor di bidang peternakan tertarik berinvestasi di NTT. (OL-16)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat