visitaaponce.com

Plan Indonesia dan Pemkot Kupang Kampanyekan Air dan Sanitasi Berketahanan Iklim

Plan Indonesia dan Pemkot Kupang Kampanyekan Air dan Sanitasi Berketahanan Iklim
Kick Off STBM GESI yang berketahanan iklim di Kota Kupang, Selasa (28/3).(MI/PALCE AMALO)

YAYASAN Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama Pemkot Kupang dan Kabupaten Manggarai meluncurkan kampanye kolaboratif bertajuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terkait Kesetaraan Gender dan Inklusi Sosial (GESI) yang Berketahanan Iklim di Kupang, Selasa (28/3).

Kick Off STBM GESI yang berketahanan iklim ini dibuka oleh Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh, dihadiri perwakilan Bappenas dan pejabat dari pemerintah prvinsi dan Kota Kupang serta camat se-Kota Kupang.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Water for Woman (WfW) program Plan Indonesia yang pernah dilaksanakan di Kabupaten Manggarai dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2018.

Manajer Area Program Plan  Indonesia, Samuel Apsalon Niap mengatakan, kelompok rentan, termasuk lansia dan penyandang disabilitas di NTT paling terdampak krisis iklim. Efek krisis, seperti hujan lebat maupun kekeringan yang berkepanjangan, dapat menghambat kehidupan kelompok, termasuk dalam mengakses toilet, air bersih, maupun sanitasi yang aman.

"Dalam menghadapi krisis iklim, perencanaan pembangunan air, sanitasi,dan kebersihan harus mempertimbangkan inklusivitas dan ketangguhan masyarakat. Tujuannya, agar layanan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH)  dapat diakses secara berkelanjutan dan menjangkau semua pihak. Maka, pembangunan akses air dan sanitasi yang aman merupakan langkah lanjutan yang tepat," ujar Samuel.

Menurutnya, pada 2018, Plan Indonesia mendukung Pemerintah Kabupaten Manggarai dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat melalui tersebut. Setelah mengantarkan Manggarai mencapai 100% bebas BAB sembarangan, kini WfW masuk ke Kota Kupang dengan target pembentukan STBM-GESI yang berketahanan iklim.

Implementasi program ini akan dimulai dengan mendorong akselerasi pencapaian pilar 2 STBM di Kota Kupang, yaitu 100% fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).

Wali Kota Kupang, George Melkianus Hadjoh menyatakan bahwa meski Kota Kupang baru saja mendeklarasikan Pilar 1 STBM (100% bebas dari Buang Air Besar Sembarangan), Pemerintah Kota Kupang siap untuk berkomitmen mendorong pembangunan STBM-GESI  yang berketahanan iklim.

"Capaian yang diinginkan dari STBM-GESI adalah peningkatan pembangunan  akses sanitasi yang dapat menjamin partisipasi semua kelompok, termasuk perempuan dan penyandang disabilitas, guna menjamin hak asasi manusia," ujar George.

Ia juga mengatakan, Pemerintah Kota Kupang berkolaborasi dengan berbagai lembaga dan akademisi, tokoh agama, termasuk Plan Indonesia, untuk mengedukasi masyarakat melakukan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga untuk memitigasi dampak krisis iklim.

Baca juga: Pemkot Bekasi Berikan Bantuan Sanitasi Layak

Perwakilan Ketua Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) NTT, Taurussanty Padang selaku Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappelitbangda Provinsi NTT, menyampaikan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi, yaitu sistem dan proporsi penganggaran Pemerintah.

Menurutnya, proporsi penganggaran terkait dengan AMPL masih harus dikaji secara adil dan merata yakni Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan prinsip kesetaraan gender dan inklusi sosial.

Selain itu, pihaknya juga mendorong program pemerintah yang berketahanan iklim, tangguh dan mampu beradaptasi terhadap nilai potensi kerugian akibat ancaman bahaya, kerentanan, dampak, dan risiko krisis iklim terhadap kehidupan masyarakat di wilayah terdampak.

"Selain dukungan kebijakan dan anggaran, serangkaian strategi  implementasi perlu  diperhatikan guna menata arah kebijakan yang mampu menjembatani semua kepentingan, termasuk memperhatikan aspek-aspek GESI 3, seperti terjaminnya keselamatan, kemudahan, kegunaan dan kemandirian bagi perempuan, anak, dan orang dengan disabilitas," kata Taurussanty.

Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Anas Ma'ruf, ikut menanggapi pentingnya strategi kolaboratif untuk mewujudkan STBM-GESI yang berketahanan iklim dan penganggarannya. Menurutnya, tidak hanya pemerintah, lembaga lain, termasuk lembaga swadaya masyarakat, juga dapat mengakselerasi pencapaian target ini.

"Semuanya memiliki peran. Jadi, (sekarang adalah) bagaimana peta jalan dan strategi masing-masing bisa dikolaborasikan menjadi satu langkah
yang konkret menuju sanitasi  untuk semua di tahun 2030 nanti. Kita perlu mewujudkan akses air dan sanitasi yang tanpa terkecuali, termasuk bagi anak, perempuan, lansia, dan orang dengan disabilitas," tambah Anas.

Setelah peluncuran kampanye STBM-GESI Berketahanan Iklim, Plan Indonesia akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan setempat untuk mendorong pembangunan fasilitas WASH yang inklusif dan tangguh terhadap krisis iklim, termasuk di wilayah Kota Kupang. (A-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat