visitaaponce.com

Wabah DBD Kembali Teror Warga di Pantura

Wabah DBD Kembali Teror Warga di Pantura
Antisipasi mengembangbiakkan nyamuk aedes aegypti dan wabah demam berdarah dengue (DBD) aksi pembasmian jentik nyamuk dan penyemprot foging(MI/Akhmad Safuan)

KASUS Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah. Untuk itu warga diminta waspada.  Apalagai musim penghujan masih
terjadi dan banyak genangan air di berbagai tempat.

Pemantauan Media Indonesia Kamis (22/2) ratusan pasien DBD masih dirawat di 
berbagai rumah sakit di sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah. Sebagian
besar penderita akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut adalah anak-anak dan diperkirakan masih akan bertambah karena musim penghujan masih berlangsung.

Berdasarkan data dihimpun, di Kabupaten Jepara dalam satu bulan terakhir terdapat 409 warga yang terdeteksi demam berdarah dengue (DBD) dan dinyatakan positif DBD sebanyak 49 orang dengan delapan di antaranya meninggal dunia. "Masih ada 352 orang pasien berstatus suspek DBD," kata Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta.

Baca juga : Tekan Kasus DBD, Pemkab Lamongan Gencarkan PSN

"Tingginya ancaman DBD karena musim penghujan masih berlangsung" kata 
Edy Supriyanta.

Karena itu ia mengingatkan warga untuk waspada yakni dengan menjaga kebersihan lingkungan. Apalagi diperkirakan serangan gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut masih berlangsung hingga Maret mendatang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam secara terpisah mengatakan jika malah korban serangan DBD di ibukota Jawa Tengah ini terus menurun. Namun ancaman masih tinggi karena cuaca penghujan masih akan berlangsung hingga akhir Februari mendatang. 

Baca juga : Waspadai Diare selama Liburan

Di Kota Semarang, lanjut Abdul Hakam, pada 2022 lalu terdapat 865 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 33 orang. Kemudian pada 2023  angka kasus DBD turun menjadi 404 kasus dengan angka kematian 16 orang dan di 2024 pertengahan Februari lalu tercatat ada 36 kasus DBD dengan angka kematian nihil.

"Kami sudah memetakan daerah rentan serangan DBD di Kota Semarang, maka pada daerah itu dilakukan pemantauan ketat dan pemberantasan dengan melibatkan berbagai unsur dari puskesmas, kelurahan hingga siswa sekolah," ujar Abdul Hakam.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah mengatakan sebenarnya mengungkapkan hingga 2023 kasus DBD terjadi tren penurunan jika dibandingkan dengan 2022 lalu, namun saat musim penghujan seperti sekarang ini diminta waspada karena dikhawatirkan meningkat lagi.

Baca juga : Waspada Gejala DBD, Agar Kondisi tidak Menjadi Berat

Di Jawa Tengah pada 2023 lalu, menurut Irma Makiah, jumlah IR tercatat 5.814 kasus dengan Case Fatality Rate 362 kasus, sedangkan tahun sebelumnya ada 12.476 kasus dengan angka kematian mencapai 260 kasus.

"Penurunan di tahun 2023 lalu karena karena kemarau panjang hingga nyamuk aedes aegypti sulit berkembang," tambahnya.

Namun saat musim hujan dengan suhu stabil seperti sekarang ini, kata Irma Makiah, menjadi zona yang nyaman bagi nyamuk berkembang biak, sehingga disarankan agar warga rajin mengecek tampungan air dan membersihkan lingkungan. (AS/N-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat