visitaaponce.com

8 Senjata Tradisional Papua yang Unik Namun Berbahaya

8 Senjata Tradisional Papua yang Unik Namun Berbahaya
belati papua(goodnewsfromindonesia)

Senjata tradisional Papua merupakan warisan budaya yang terbilang unik. Bukan hanya filosofi dan fungsi utamanya, namun keunikan tersebut juga sangat tergambar dari bentuknya. Bahkan ada yang bentuknya seperti senjata zaman purba.

Aneka senjata unik tersebut lahir dari kepercayaan setempat hingga kondisi alam belantara. Dan hingga saat ini, tidak sedikit masyarakat Papua yang masih menggunakan beberapa senjata tradisional tersebut dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan.

Menyimak informasi ini akan menjawab rasa penasaran kamu, seperti apa warisan senjata wilayah Papua yang unik dan berbahaya itu. 

Baca juga : KKB Papua Pernah Terima Rp30 Juta dari Kepala Distrik Kenyam untuk Cari Amunisi

Senjata Tradisional Papua Unik dan Berbahaya

Beberapa nama senjata yang disebutkan dalam ulasan berikut mungkin terdengar biasa. Namun, di balik itu terdapat fungsi dan arti simbolik yang menarik untuk diketahui. Simak sampai akhir untuk mengetahuinya.

1. Parang Buaya

Nama senjata ini terdengar menyeramkan, dan memang demikian. Bentuknya besar berukuran kurang lebih 75 cm, dengan sepanjang bilahnya diasah tajam. Materialnya terbuat dari besi, sedangkan gagangnya dari kayu. Di sisi sebelah bilahnya terdapat hiasan tiga lubang serta hiasan besi yang menyerupai buaya.

Uniknya, senjata seperti ini masih diperjualbelikan dengan bebas di tanah Papua. Masyarakat sekitar maupun pendatang boleh membelinya dengan mudah. Oleh masyarakat setempat, senjata ini umumnya digunakan untuk menebang kayu atau menyembelih hewan. Sedangkan pendatang kebanyakan membelinya sebagai souvenir untuk mereka bawa pulang.

Baca juga : Senjata hingga Amunisi Ditemukan di Markas KKB

Tentu saja parang ini buatan tangan masyarakat Papua asli, tepatnya oleh para penempa-penempa di Biak. 

2. Belati

Belati merupakan pisaunya Papua. Tidak terbuat dari logam sebagaimana senjata pisau pada umumnya, melainkan dari tulang burung kasuari. Tidak hanya itu yang membuatnya unik, pisau ini juga dihiasi dengan anyaman kulit yang dicat putih serta hiasan lainnya berupa kerang ditempelkan pada bulu-bulu kasuari.

Bagi yang baru melihatnya pertama kali, mungkin tidak mengira ini adalah senjata mematikan. Namun siapa sangka, di balik bentuknya yang cukup mungil dan tidak terlalu panjang ini, musuh dapat ditaklukkan hanya dalam satu kali serangan.

Baca juga : KKB Tembak Tiga Warga Sipil Hingga Tewas di Nduga. Begini Kronologinya

Senjata ini diperkenalkan pertama kali oleh suku Asmat. Kemudian masyarakat tradisional Papua secara umum menggunakannya sebagai senjata utama untuk mengumpulkan hasil hutan, berburu, dan berperang.

3. Kapak Batu

Kapak batu tergolong sebagai senjata Papua yang unik. Bermodel unik dan warnanya pun indah. Batu sebagai benda tajam yang digunakan sebagai bilah tajam bukanlah batu biasa. Batu ini berwarna hijau daun atau biru tua serta warna hitam. Batu tersebut dibelah dengan alat dari batu pula, kemudian diasah hingga membentuk seperti kapak.

Senjata kapak ini merupakan alat rumah tangga yang digunakan untuk mengupas kulit kayu, menebang dan memotongnya menjadi bagian kecil. Dalam beberapa kondisi darurat seperti peperangan yang terjadi mendadak, kapak juga bisa digunakan untuk membunuh musuh. 

Baca juga : Oknum TNI Polri Pemasok Senjata di Papua Harus Ditindak Tegas

Fungsi lainnya yaitu sebagai lambang budaya, mulai dari kekuasaan, kekuatan, hingga simbol membina keluarga. 

4. Tombak

Tombak digunakan masyarakat tradisional Papua untuk berburu binatang di hutan, seperti kasuari, babi, rusa hingga tikus. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk persiapan alat perlengkapan berperang.

Selain itu, tombak juga sering digunakan saat acara adat maupun pertunjukan tari daerah. Penggunaan selain berburu biasanya untuk melambangkan keperkasaan dari seorang laki-laki.

Baca juga : Satgas Pamtas Yonif 132/BS Berhasil Gerakan Nurani Masyarakat Papua Serahkan Munisi Tajam

Bagi masyarakat luar, senjata tombak khas Papua begitu memukau karena tingginya yang mencapai hingga 2-3 meter. Batang tombaknya terbuat dari kayu besi atau kayu hitam. Sedangkan mata tombaknya dari kayu besi. Sementara tombak logam baru diperkenalkan setelah Papua berkontak dengan dunia luar.

5. Panah

Selain tombak, panah merupakan senjata tradisional Papua lainnya yang ditakuti masyarakat adat. Di samping kesan gahar tersebut, senjata ini menyimpan keunikan tersendiri bagi masyarakat modern, yaitu materialnya yang terbuat dari hasil alam Papua.

Anak panahnya terbuat dari pohon bambu hutan, sedangkan busurnya dari bilah-bilah pinang hutan serta rotan sebagai talinya. Tentu saja, senjata tersebut dibuat langsung oleh tangan masyarakat Papua yang memang ahli membuat panah.

Baca juga : Anton Gobay Beli 12 Senpi untuk Disuplai ke Kelompok Kriminal di Papua

Adapun tujuan awal pembuatan panah bagi masyarakat Papua adalah sebagai cadangan alat barter saat bertransaksi guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Di samping fungsi tersebut, panahan digunakan sebagai simbol kejantanan dan keberanian dalam berperang yang akan menumpas semua problema masyarakat serta rumah tangga. 

Khusus berperang, anak panah yang digunakan bervariasi, disesuaikan dengan fungsi yang berbeda. Ada yang khusus digunakan untuk memancing musuh, menandakan ada musuh, ketika musuh mendekat, ketika musuh sudah dekat sekali, serta untuk membunuh kepala suku. Dari sini, tampak sekali kecerdasan mereka dalam membuat strategi perang. 

Baca juga : 2 Orang Polisi Ditangkap Karena Jual Amunisi ke KKB Papua

Itu baru membahas anak panah untuk berperang saja. Untuk berburu tentu berbeda.

6. Ranjau

Ranjau Papua bukanlah ranjau yang kita kenal dari besi. Hanya terbuat dari lubang, kayu/bambu dan bantuan alang-alang. 

Pertama-tama akan dibuat lubang dengan panjang 2,5 m, lebar 2 m, dan dalam 2 meter. Dalam lubang ditancapkan bambu atau kayu runcing sebanyak 12 batang. Atasnya dipasang kayu rapuh yang melintang sebagai penahan sementara untuk tempat alang-alang yang menutupi lubang unik sekaligus berbahaya tersebut. 

Baca juga : Kapolda Papua Tegaskan Upaya Penyelamatan Pilot Susi Air Terus Dilakukan

Binatang buas liar atau lawan yang terkelabui akan terperosok, terluka, dan terjebak di dalam lubang tersebut. Begitu berbahayanya dalam diam, masyarakat menyebutnya sebagai lobang maut atau lobang kematian, yang dalam bahasa daerah disebut logat hulelego.

7. Dayung

Siapa sangka sebilah dayung dijadikan senjata? Ya, hal itu lumrah diterapkan di Papua. DI mana masyarakat memodifikasi ujung dayung menyerupai tombak pipih. 

Maksud pembuatan senjata tersebut adalah untuk pegangan apabila menghadapi keadaan yang mengancam secara mendadak ketika sedang mendayung. Mulai dari ikan besar hingga musuh di perjalanan air.

Baca juga : Kapolda Papua: Ada Pihak yang Menghalangi Upaya Penyelamatan Pilot Susi Air, Ini Orangnya

Fungsi lainnya yaitu sebagai alat pengerak atau penentu arah perahu. Mengingat bentuk ujungnya yang pipih sehingga tidak bisa menggerekan perahu layaknya dayung, melainkan hanya sebagai penentu arah. 

Senjata ini juga memiliki makna simbolis. Ditandai dengan ukiran menyerupai sepuluh jari pada dayung untuk melambangkan kegiatan mendayung perahu saat mengarungi danau atau samudra mencari kebutuhan hidup.

8. Tempat Kapur Sirih

Senjata Papua yang unik namun dan berbahaya lainnya berupa tempat kapur sirih. Kapur sirih digunakan masyarakat Papua sebagai upaya menjaga kesehatan gigi. Sedangkan senjata yang kami maksud adalah penumbuk yang digunakan untuk membuat kapur sirih.

Baca juga : Sikap Australia Menolak Separatisme di Papua Tuai Pujian

Tumbuk tersebut terbuat dari kayu besi yang keras. Dibentuk membulat seperti alu dengan ujung yang runcing seperti pahat. Ujung runcing tersebut dapat dipergunakan sebagai senjata bela diri saat terjadi serangan mendadak akibat perselisihan yang tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik.

Jika diperhatikan, pembuatan beberapa senjata tradisional Papua di atas mencerminkan budaya sekaligus kondisi alam Papua. Tujuan utamanya tidak lain sebagai upaya perlindungan diri.

Adapun senjata di beberapa alat rumah tangga mereka menunjukkan bahwa masyarakat Papua yang selalu mawas diri setiap saat. Bukan berarti artinya orang-orang Papua rentan berkonflik, justru hal tersebut membuat mereka bersikap lebih hati-hati untuk saling menjaga harmoni dengan sekitar. 

Hal tersebut cukup membuktikan bahwa di balik senjata yang tampak berbahaya dan tradisional, tersimpan nilai moral dan kecerdasan Papua dalam bermasyarakat.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Esa tanjung

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat