visitaaponce.com

Sajak-sajak Revina Indrianti

Sajak-sajak Revina Indrianti 
(MI/Bayu Wicaksono)

Secangkir Kopi Toraja 

Semilir angin menderu 
menuju ke laut berombak 
daun-daun turut bersuara 
membawa harum semerbak. 

Matahari perlahan menepi, 
merapal ke ufuk maha sepi 
aku ditemani secangkir kopi 
menanti rembulan dari tirai. 

Sempurnalah! 
menghirup aroma kopi raja 
ibu menanti anak-anaknya pulang, 
malam pun tiba di pesisir selatan, tanah Toraja. 

2022 

Baca juga: Penyair Riau Raih Lomba Cipta Puisi Kopi
Baca juga: Sajak Kofe, Warung Puisi Pascakontemporer Indonesia

 

Nikmat 

Sajian tak kau sukai 
nyatanya pahit dan kecut 
perlahan ingin aku menceritai; 
cobalah, moccacino kau seruput. 

Tak perlu berucap gores 
saat berkacamata sendiri 
tak harus menghina paras 
sesat buat kita buta dan tuli. 

Mari minum; petiklah kebijakan, 
hiruplah agar menemukan rasa, 
suara keabadian pernah diacuhkan  
tak berguna malu, lidah terlanjur bercabang. 

Sekiranya; 
pahit menyembuhkan rasa, 
meski mengendap di serat-serat sunyi 
sejurus hening menyelimuti sepotong rindu, tak pernah kutahu arah janjimu ke mana berlabuh. 

Petani menyemai biji-biji 
sepenuh hati diramu dari hutan 
kopi-kopi tak lagi kecut dan pahit 
menjadi buruan kaum cendekiawan. 

2022 

 

Secangkir kopi di meja telah menghidupi jiwa-jiwa sepi. 


Inilah Aku 

Para pecinta tahu 
para penikmat paham 
para peracik menyanjung 
para pengagum menghargai 

Pun juga, 
para pencemooh menutup hati 
para pencemburu mencaci maki  
para pengejek mengacuh tak henti 
para pembenci tak tahu menghargai. 

Padahal, 
kita berpijak di bumi 
terlahir di negeri ramah, 
ini Republik subur sentosa 
flora dan fauna kian berlimpah. 

Membuat tinggi hati 
hanya bikin menjauhi bumi; 
angkuh terhadap pijakan sendiri, 
bukan pilihan melestarikan alam kini. 

Inilah aku! 
tumbuh di hutan raya 
dipetik oleh tangan bernyawa 
dengan segala maha ketulusannya. 

Perwujudan sempurna
mengaliri cinta bagi insan 
yang menghirupnya. 

2022 


Lestari 

Kubuka sebuah pintu 
mencari aroma yang sempat hilang 
memandangi sudut-sudut yang menyatu 
agar mendapati tawa dan canda gemilang. 

Hati menatap; 
secangkir kopi di meja 
menghidupi jiwa-jiwa sepi 
alunan irama sama di tempat ini. 

Wahai, pemuda-pemudi! 
teriaklah bagi petani yang tertindas 
tak perlu merajut kekerasan dan kebencian. 

Pepohonan di hutan  
harus kita lestarikan kembali 
agar menebar setitik kebahagiaan 
di wuwungan langit yang cemas ini.  

2022 


Americano

Pada secangkir americano 
aku menjabarkan segala rasa 
menggebu keinginan berkelana 
ke rimba raya, tempat paling aman. 

Pada secangkir americano 
aku menggores kenangan hujan 
mendamba sang kekasih pulang 
ke rumah, tempat paling nyaman. 

2022 

 

Baca juga: Sajak-sajak Arina Jannah
Baca juga: Ami Intoyo, Senyum Itu Tiada Kini

 

 

 

 


Revina Indrianti, mahasiswi, menyukai dunia tulis-menulis dan membaca, lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 19 Januari 2003. Puisi-puisi di sini merupakan karya yang termaktub dalam 50 peserta pilihan pada Lomba Cipta Puisi dalam rangka Festival PeSoNa Kopi Agroforestry 2022. Lomba ini diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI bekerjasama dengan Media Indonesia. Kini, berkegiatan dan berdomisili di Banjarmasin. Ilustrasi: MI/Bayu Wicaksono. (SK-1) 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iwan Jaconiah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat