visitaaponce.com

Tahun Ini Diprediksi Terjadi Lonjakan Adopsi AI Generatif

Tahun Ini Diprediksi Terjadi Lonjakan Adopsi AI Generatif
Pada 2024 diprediksi akan terjadi lonjakan adopsi kecerdasan buatan (AI) generatif yang akan mentransformasi bisnis dan industri.(Ist)

SEIRING berkembangnya ekonomi digital, SAP, salah satu penyedia perangkat lunak bisnis, memprediksi pada 2024 akan ditandai lonjakan adopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif yang akan mentransformasi bisnis dan industri.

Hal ini searah dengan kemajuan AI yang cepat di Indonesia dan posisi strategisnya sebagai pemain kunci di ASEAN.

"Pada 2024, kami melihat perubahan penting inovasi AI di Indonesia dengan generative AI menjadi sorotan utama," ujar Direktur Utama SAP Indonesia Andreas Diantoro, dalam keterangan tertulis, Kamis (1/2).

Baca juga : Hadapi 2024, EGN Indonesia Sebut Dunia Bisnis Kurang Siap Terapkan AI

"Bisnis bergerak melampaui sekadar adopsi dengan fokus pada penggunaan AI yang disesuaikan berbagai industri mulai dari rekomendasi personal hingga pengambilan keputusan prediktif. Ini akan merevolusi cara bisnis beroperasi dan berinteraksi dengan pelanggan," lanjutnya.

Faktanya, jelas dia, menurut pemerintah Indonesia penggunaan AI akan berkontribusi sebesar US$366 miliar atas produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2030.

Andreas memaparkan ada tiga tren teknologi yang mendorong revolusi AI di Indonesia.

Baca juga : Obsbot Tail Air Luncurkan Multi-Camera Streaming PTZ 4K dengan Teknologi AI

Pertama, inovasi AI pada sektor tertentu akan menjadi sorotan utama.

Pelaku bisnis di Indonesia bisa tampil ke panggung global dengan mengadopsi kerangka kerja AI strategis yang dibangun di atas fondasi data yang kuat. Pendekatan ini penting untuk memanfaatkan peluang AI, meningkatkan keterlibatan pelanggan, dan tetap kompetitif.

Prediksi menunjukkan AI, data, dan inovasi CRM (customer relationship management) akan jadi kunci bagi bisnis untuk lebih memahami pelanggan dan menciptakan layanan, aliran pendapatan, dan keterlibatan konsumen.

Baca juga : Tren Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bisnis kian Tunjukkan Manfaat

“Para pemimpin bisnis harus memastikan AI telah terintegrasi, relevan, dapat diandalkan, dan bertanggung jawab mencapai hasil bisnis terukur."

"Memanfaatkan data terhubung di seluruh perusahaan akan sangat penting untuk membuka potensi penuh kasus penggunaan AI di sektor spesifik. Perusahaan yang dapat menggabungkan data mereka dengan generative AI akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan," kata Andreas.

Tren kedua, yakni adanya pembekalan dan peningkatan keahlian berbasis AI untuk tenaga kerja di masa depan.

Baca juga : Cetak SDM Unggul, Binus University Siapkan Lulusan dengan Keahlian AI

Perubahan menuju Industri 4.0 menuntut keterampilan baru seperti data scientist, cloud profesional, dan cybersecurity experts. Di satu sisi, otomatisasi mungkin memengaruhi beberapa pekerjaan, tapi di sisi lain ini juga menciptakan peluang baru.

"Program Beasiswa Talenta Digital Indonesia merupakan contoh upaya proaktif untuk melatih bakat digital masa depan," katanya.

Munculnya peran terkait AI, seperti generative AI prompt engineers, menuntut pembelajaran dan adaptasi berkelanjutan. Adopsi AI yang bertanggung jawab dan pengawasan manusia amat penting, terutama dengan munculnya chatbot yang dibangun dari pemodelan bahasa coding yang besar.

Baca juga : Pendapatan Nvidia Meroket karena Permintaan Cip yang Kuat

"AI tidak akan menggantikan pekerjaan, tapi akan menciptakan lapangan kerja baru. Investasi program pembekalan dan peningkatan keahlian sangat penting untuk memastikan transisi yang mulus bagi pekerja dan memaksimalkan manfaat AI bagi semua orang."

"Sertifikasi yang diakui industri, seperti program sertifikasi dari SAP bisa meningkatkan kemampuan kerja di ekonomi digital," terangnya.

Selanjutnya, tren terakhir yakni demokratisasi cloud dan AI yang memacu pertumbuhan bagi perusahaan di semua ukuran

Baca juga : Teknologi AI Bukanlah Lawan, Tapi Optimalkan untuk Dorong SDM Berinovasi

Menurut Andreas, kombinasi kekuatan cloud dan AI akan mengarah pada lahirnya inovasi besar di dunia korporat pada 2024 dan lima tahun ke depan. Ini memungkinkan organisasi melakukan integrasi, memperbesar skala, kinerja, penghematan biaya, dan keamanan yang lebih besar.

"Ketika berbicara dengan pelanggan tentang transformasi cloud, mereka memiliki dua hambatan yakni menghasilkan bisnis yang nyata dan biaya. SAP menangani keduanya dengan program RISE with SAP Migration and Modernization," terangnya.

Untuk mengimbangi biaya migrasi dan transformasi, SAP memiliki insentif transformasi baru untuk meringankan beban bagi pelanggan yang beralih ke penawaran RISE atau GROW with SAP.

Baca juga : Konferensi Teknologi 'Mekari Conference 2023' Sentuh Dampak AI Bagi Bisnis

Layanan seperti RISE with SAP menyediakan jalur jelas dan fleksibel bagi bisnis untuk menjadi perusahaan cerdas dan dirancang untuk membantu pelanggan SAP yang menggunakan ERP untuk beralih ke cloud. Adapun GROW with SAP dapat membantu usaha kecil menengah (UKM) yang fokus pada pertumbuhan bisnis untuk mengadopsi ERP cloud.

“Dengan memanfaatkan kemampuan otomatisasi AI, ditambah kapasitas dan fleksibilitas cloud, organisasi akan bisa lebih baik memprediksi operasi dan memanfaatkan berbagai solusi AI untuk berskala sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka," kata Andreas.

“SAP berada dalam posisi unik membantu organisasi Indonesia dari semua ukuran membuka potensi transformatif cloud dan AI serta mendukung perjalanan Indonesia menjadi ekonomi digital terdepan," tutupnya. (RO/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat