visitaaponce.com

Khutbah Jumat Tiga Penyebab Kehancuran suatu Umat

Khutbah Jumat: Tiga Penyebab Kehancuran suatu Umat
Ilustrasi.(Antara)

BESOK umat Islam akan melaksanakan salat Jumat perdana di bulan suci Ramadan. Karenanya, penting bagi setiap khatib menyiapkan materi yang tepat untuk khutbah Jumat esok. Apakah para khatib Jumat sudah menyiapkan bahan khutbah besok?

Jika belum ada, artikel ini menyampaikan bahan khutbah Jumat dari Rabithah Alawiyah Kota Malang. Temanya yaitu Sebab Kehancuran Suatu Umat yang ditulis Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil. Berikut ulasannya.

Khutbah pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

Baca juga : Khutbah Jumat tentang Keutamaan Ibadah pada Bulan Syakban

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Lika-liku kehidupan umat manusia berjalan pasang surut. Ada saat umat mengalami kemajuan, kemuliaan, dan kejayaan. Ada pula masa di mana umat mengalami kemunduran, kemorosotan, dan bahkan kebinasaan.

Baca juga : Khutbah Jumat: Lima Kemuliaan Umat Rasulullah di Bulan Ramadan

Maju dan mundur, mulia dan hina, jaya dan ambruknya umat bisa terjadi karena beberapa sebab. Ada tiga sebab kebinasaan yang perlu kita pahami dan kita hindari. 

Sebab pertama kehancuran umat adalah keengganan melakukan melakukan amar makruf nahi munkar. Jika kita ingin menjadi umat yang mulia, unggul di berbagai bidang, maju dalam banyak hal, jangan kita tinggalkan amar makruf nahi munkar (menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran).

Kerusakan fisik dan moral tidak boleh kita biarkan terjadi begitu saja. Harus ada tindakan nyata dalam menghilangkan, atau setidaknya mengurangi kemunkaran serta menyuburkan kebaikan di tengah masyarakat. 

Baca juga : Khutbah Jumat: Bersihkan Hati Sambut Ramadan

Hadirin yang dirahmati Allah,

Allah SWT tidak suka kepada orang-orang yang melakukan kerusakan dalam segala bentuknya. Ini sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashas ayat 77.

وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Baca juga : Khutbah Jumat: Lima Hal yang Perlu Dilakukan pada Bulan Sya'ban

Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.

Umat yang peduli dengan keadaan sekitar, berusaha menegakkan aturan sebagaimana mestinya, tidak acuh saat ada maksiat seperti peredaran minuman keras, narkoba, perjudian, perzinaan, dan sebagainya, merekalah kaum yang akan diselamatkan oleh Allah SWT.

Sebaliknya, umat yang masa bodoh dengan kemunkaran, baginya yang terpenting beribadah dengan baik, melaksanakan salat setiap hari, waktunya puasa mereka berpuasa, waktunya mengaji mereka mengaji, tetapi ada maksiat ada kerusakan di lingkungannya, dia tidak mau ambil pusing, tidak memiliki kepedulian sedikit pun meski mengingkari dengan hati. Perbuatan ini menjadi sebab mendapatkan azab dan siksa yang pedih, baik di dunia maupun akhirat. 

Baca juga : Lima Doa sebelum Mencoblos Surat Suara di TPS

Itu sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf ayat 165.

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖٓ اَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوْۤءِ وَاَخَذْنَا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا بِعَذَابٍۢ بَـِٔيْسٍۢ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ 

Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. 

Baca juga : Tafsir Ali Imran Ayat 55: Pengangkatan Nabi Isa dan Wafatnya

Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Jika engkau melaksanakan amar makruf, berarti engkau telah menguatkan punggung kaum mukminin. Dan jika engkau melaksanakan nahi munkar, berarti engkau telah membuat sedih kaum munafikin."

Kaum muslimin hafizhakumullah.

Kedua, sebab kehancuran umat ialah tenggelam dalam kehidupan dunia. Dunia bukan sesuatu yang haram untuk kita miliki. Kita boleh menikmati dunia sebagai ladang beramal saleh. Kita boleh menikmati dunia sesuai kebutuhan. Dunia yang kita kendalikan bukan dunia yang mengendalikan kita.  

Baca juga : Tafsir tentang Isti'adzah Memohon Perlindungan dari Setan

Kalau kita dikendalikan dunia, kita akan menyimpang dari tuntunan ajaran agama lantaran tenggelam di dalamnya. Dikatakan tenggelam dalam kenikmatan dunia ketika kita menjadikan dunia sebagai segala-galanya yang seakan-akan kita hidup selama-lamanya, sehingga kita akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya, tak peduli apakah jalan yang ditempuh halal atau haram. 

Ingatlah bahwa kenikmatan akhirat jauh lebih besar dari yang kita rasakan di dunia. Dunia hanya sementara akhirat selamanya. Karena itu, Rasul SAW memberikan perumpamaan dunia dengan akhirat dengan setetes air yang keluar dari jari dibanding dengan air di lautan dalam riwayat Muslim.

وَاللهِّ مَا الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ؟

Baca juga : Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 14: Hubungan Iman dan Islam

Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut. Lihatlah yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut? 

Jemaah salat Jumat yang dimuliakan Allah,

Penyebab ketiga suatu umat bisa hancur dan binasa karena perbuatan dosa. Dosa ialah penilaian buruk yang diberikan oleh Allah SWT atas suatu perbuatan. Syirik, durhaka kepada orangtua, menyia-nyiakan anak, menghilangkan nyawa sesama, berbuat curang, dusta, menenggak minuman keras, berjudi, dan perbuatan buruk lain menjadi noktah hitam dalam catatan amal perbuatan seseorang. 

Baca juga : Tafsir At-Taubah Ayat 51 tentang Ketetapan Allah dan Tawakal

Tindakan-tindakan culas nan hina seperti di atas menjadi faktor kebinasaan suatu umat dan sebab turunnya azab yang penuh dengan penderitaan di akhirat kelak. Kita bisa belajar dari keadaan umat masa lampau yang disiksa oleh Allah dengan berbagai model siksaan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al-'Ankabut ayat 40.

فَكُلًّا اَخَذْنَا بِذَنْۢبِهٖۙ فَمِنْهُمْ مَّنْ اَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ اَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ ۚوَمِنْهُمْ مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْاَرْضَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اَغْرَقْنَاۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ 

Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya. Di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.

Baca juga : Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah

Nabi Adam AS dan Iblis memiliki perbedaan keadaan yang sangat jauh karena perbedaan keduanya dalam memandang perbuatan dosa. Nabi Adam diangkat derajatnya, diberi kemuliaan dan limpahan rahmat. Sedangkan Iblis hidup terhina selama-lamanya. 

Muhammad al-Maruzi berkata, "Sesungguhnya iblis itu celaka karena lima hal yaitu dia tidak mengakui dosanya, dia tidak menyesalinya, dia tidak mencaci dirinya karena berdosa, dia tidak cepat bertobat kepada Allah, dan dia putus asa atas rahmat Allah."

"Sebaliknya, Nabi Adam AS menjadi bahagia karena lima hal yaitu dia mengakui dosanya, menyesalinya, mencaci dirinya karena dosa, lekas bertobat kepada Allah, dan dia tidak berputus asa atas rahmat Allah. Padahal keduanya sama-sama bermaksiat (melakukan dosa) kepada Allah."

Baca juga : Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan

Maka dari itu, kita bisa ubah pola perilaku dari perbuatan dosa kepada langkah-langkah kebaikan agar kita selamat dari kehancuran dan kesengsaraan. Bersama-sama kita bergerak melestarikan nilai-nilai kebaikan seperti apa yang dikehendaki oleh Allah SWT dan Rasul-Nya SAW. Inilah kunci keselamatan dan kebahagiaan. 

Insya Allah dengan langkah-langkah kecil akan berubah menjadi gerakan dan gebrakan dahsyat dalam menegakkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pesan khutbah Jumat pada hari ini.  Semoga bermanfaat bagi kita semua. Allahummaa aamiin ya rabbal 'alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Baca juga : Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam

Khutbah kedua

اَلْحَمْدُ للّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ   أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ

أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ   

Baca juga : Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هٰذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ   

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْن

Demikianlah contoh khutbah Jumat yang dapat dibawakan para khatib. Semoga bermanfaat. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat