visitaaponce.com

Warga Lembang Gotong Royong Mengeruk Jebakan Pasir di Jalan Raya

Warga Lembang Gotong Royong Mengeruk Jebakan Pasir di Jalan Raya
Warga Desa Pagerwangi, Lembang, bergotong royong membersihkan jalan dari tumpukan pasir(MI/DEPI GUNAWAN)

RUAS Jalan Kayuambon di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,
dikeluhkan warga dan pengguna jalan. Beberapa titik di jalan tersebut
dipenuhi pasir yang cukup tebal.

Kondisi tersebut sangat membahayakan pengendara roda dua, pasalnya material tanah berpasir menumpuk di jalan yang menikung. Sudah banyak pengguna motor yang melintasi ruas jalan tersebut kehilangan kendali hingga tergelincir.

Dari kejadian tersebut, puluhan warga Desa Pagerwangi berinisiatif menyapu dan mengeruk pasir di jalan tersebut. Dengan membawa
peralatan seperti sapu, sekop dan lainnya, warga membersihkan pasir lalu memasukannya kedalam karung.

"Di sini sering terjadi kecelakaan. Selama ini kurang ada yang peduli, karena itu warga turun tangan menyingkirkan pasir dari jalan meski wilayah ini masuk ke Desa Kayuambon," kata Ketua RW 01 Desa Pagerwangi Lembang, Rizki Fauzi, Minggu (26/11).

Dia mengatakan, ketebalan pasir mencapai 20 sentimeter. Penumpukan
pasir terjadi akibat terseret banjir dari wilayah di atasnya.
Karena jarang dikeruk, akhirnya tumpukan pasir semakin tebal dan berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu-lintas.

"Di beberapa titik jalan ini juga banyak yang berlubang, batu dan kerikil bermunculan sehingga mengganggu pengendara yang melintas, terutama pengendara motor," ungkapnya.

Aksi swadaya warga ini hanya bersifat sementara sebab banjir masih terus mengancam keselamatan seiring makin tingginya intensitas hujan. Oleh karena itu, Rizki menyarankan pemerintah memperbaiki jalan dengan rabat beton agar lebih awet.

"Kami minta pemerintah memperbaiki jalan ke arah Kampung Bukanagara agar limpasan air yang bercampur pasir tidak kembali membanjiri jalan
Kayuambon," tuturnya.

Lebih jauh, dia menambahkan, jalan alternatif menuju kawasan wisata di Desa Pagerwangi saat ini kondisinya rusak parah. Perbaikan jalan terakhir kali dilakukan pada 2015 lalu secara sukarela tanpa bantuan pemerintah dengan menghabiskan dana mencapai Rp230 juta.

"Sudah diajukan ke pemerintah tapi belum terealisasi. Padahal jalan ini
penghubung antardesa dan akses menuju kawasan wisata," jelas Rizki. (SG)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat