visitaaponce.com

Tanah Longsor Tutup Akses Jalan Penghubung 2 Desa di Tasikmalaya

Tanah Longsor Tutup Akses Jalan Penghubung 2 Desa di Tasikmalaya
Ilustrasi tebing longsor hingga menutup jalan di Tasikmalaya.(Dok. MI)

HUJAN deras yang terjadi di beberapa daerah telah menyebabkan sebuah tebing setinggi 10 meter longsor menutup akses jalan berada di Kampung Genteng, Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Akibat tanah longsor tersebut, tidak ada korban jiwa tapi akses masyarakat terisolasi.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Dede Sudrajat mengatakan, intensitas hujan tinggi yang terjadi selama ini telah menyebabkan sebuah tebing setinggi 10 meter longsor menutup badan jalan dengan lebar 4 meter. Namun, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa tapi para petugas kewalahan membersihkan lokasi longsoran.

"Kajadian itu terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dan menyebabkan akses jalan penghubung Desa Sundawenang dan Desa Sukasari tidak bisa dilalui kendaraan maupun pejalan kaki (terisolasi). Akan tetapi, jika hujan turun ada potensi lokasi tersebut dapat menyebabkan longsor susulan dan kami tetap meminta agar masyarakat tetap waspada," katanya, Rabu (21/2/2024).

Baca juga : Hujan Deras, Tebing Setinggi 20 Meter di Tasikmalaya Longsor

Ia mengatakan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat dan petugas BPBD langsung menuju lokasi kejadian dibantu TNI, Polri dan Tagana termasuk warga setempat berupaya membersihkan material longsoran menutup akses badan jalan. Namun, upaya gotong royong yang dilakukan berhasil mengevakuasi material longsor meski membutuhkan waktu cukup lama.

"Evakuasi material longsor telah dilakukan dan akses jalan penghubung Desa Sundawenang dan Desa Sukasari yang menutup sepenuhnya badan jalan bisa kembali dilalui oleh warga dan kendaraan. Kami juga mengimbau supaya masyarakat tetap waspada, karena intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan bencana dan masih berpotensi terjadi longsor susulan di lokasi tersebut," ujarnya.

Menurutnya, hujan deras yang terjadi selama ini agar masyarakat selalu waspada karena berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncak hujan akan terjadi bulan Maret. Kondisi tersebut dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi berupa banjir, longsor, pergerakan tanah dan angin kencang serta banjir rob.

"Kami masih terus melakukan sosialisasi agar masyarakat waspada menghadapi berbagai bencana, karena wilayahnya terdapat potensi ancaman bahaya hidrometeorologi, diperlukan ada upaya kesiapsiagaan hingga sinergitas semua pihak baik pemerintah daerah, swasta, masyarakat guna mengantisipasi bencana," paparnya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat