visitaaponce.com

Meskipun Produksi Surplus, Harga Beras di Cianjur juga Naik

Meskipun Produksi Surplus, Harga Beras di Cianjur juga Naik
Petani di Cianjur tengah memanen padi(MI/BENNY BASTIANDY)

SURPLUSNYA produksi beras di Kabupaten Cianjur tak jadi jaminan bisa mengendalikan harga yang akhir-akhir ini cenderung naik. Pasalnya, sebagian hasil produksi beras sudah dijual ke luar daerah.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengakui di era perdagangan bebas,
tak ada larangan siapapun bisa menjual hasil produksi ke manapun, salah
satunya komoditas beras. Padahal, sebelum dijual ke luar daerah,
idealnya bisa memenuhi kebutuhan di wilayah sendiri.

"Berdasarkan laporan dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan, setiap tahun produksi beras kita mengalami surplus. Tapi sekarang kenyataannya harga beras terus naik. Pertanyaannya, berasnya ke mana?. Kemungkinan produksi beras dari para petani kita banyak dijual ke luar daerah. Semestinya, sebelum dijual ke luar, penuhi dulu kebutuhan masyarakat di wilayah sendiri," kata Herman, Rabu (21/2).

Baca juga : Pakar: Penyesuaian Harga Gabah Sebabkan Beras Langka

Harapan besar sempat digantungkan Pemkab Cianjur kepada PT Cianjur Sugih Mukti yang bisa berperan sebagai offtaker. Ironisnya, perseroan daerah milik Pemkab Cianjur itu sedang dirundung masalah hukum akibat jajarannya terindikasi menyelewengkan dana penyertaan modal.

"Peran BUMD PT Cianjur Sugih Mukti harusnya bisa mengendalikan
harga di saat kondisi seperti ini," ungkap Herman.

Peran BUMD PT Cianjur Sugih Mukti bisa lebih optimal karena Kabupaten
Cianjur memiliki gudang-gudang penyimpanan.

Baca juga : Gegara Harga Naik, Pedagang Beras di Cianjur Sering Dikomplen Pembeli

Herman menegaskan, ke depan ketika permasalahan di internal BUMD PT Cianjur Sugih Mukti kelar, maka keberadaannya harus kembali dioptimalkan.

"Tapi itu ketika BUMD sudah tidak ada permasalahan lagi, nanti gudang-gudang penyimpanan bisa dikelola BUMD. Jadi, berapa kebutuhan beras masyarakat Cianjur, itu sudah aman tersimpan. Ketika seperti sekarang
harga naik, stok beras bisa dikeluarkan untuk mengendalikan harga,"
tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur, Nurdiyati, mengatakan meskipun sektor pertanian, khususnya padi, kerap terkendala dengan kondisi cuaca, tetapi dari sisi produksi selalu mengalami surplus. Tahun lalu
yang dihadapkan dengan kemarau panjang, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai lebih dari 950 ribu ton.

"Produksinya melebihi dari yang ditargetkan pemerintah provinsi pada tahun lalu. Produksi GKG kita lebih dari 950 ribu ton. Kalau berbicara kebutuhan, sebetulnya untuk masyarakat Cianjur sudah terpenuhi," tambahnya.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat