visitaaponce.com

FGD Moderasi Beragama Digelar di Garut, Menuju Keharmonisan dan Kesejahteraan Bersama

FGD Moderasi Beragama Digelar di Garut, Menuju Keharmonisan dan Kesejahteraan Bersama
Forum Santri Jawa Barat dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Garut menggelar FGD moderasi beragama(DOK/FORUM SANTRI JABAR)

MODERASI beragama terus jadi perhatian tokoh masyarakat di Kabupaten Garut. Sejumlah tokoh pun menggelar diskusi kelompok terarah (FGD) terkait keberagaman agama dan budaya yang kaya.

FGD digelar Forum Santri Jawa Barat dan Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) Garut di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Garut di Jalan  Pembangunan No 155, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul. Kali ini tema yang diangkat ialah "Penguatan Moderasi Beragama Menciptakan Praktik Beragama yang Damai dan Toleran”.

Tujuan FGD ialah memperkuat pemahaman dan praktik moderat dalam beragama. FGD juga mendorong dialog antarumat beragama untuk menciptakan keharmonisan dan kesejahteraan bersama.

Baca juga : Stok Pangan di Kabupaten Garut Dipastikan Aman hingga Lebaran

FGD diikuti 238 peserta. Mereka terdiri dari siswa setingkat Madrasah Aliyah, santri dan mahasiswa, berbagai pemangku kepentingan dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk tokoh agama, akademisi, dan perwakilan pemerintah setempat.

Mereka berkumpul untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang beragam isu terkait moderasi beragama. Topik-topik yang dibahas meliputi pemahaman yang benar tentang ajaran agama, toleransi antarumat beragama, penanggulangan radikalisme dan ekstremisme, serta penguatan kerukunan dan persatuan dalam keberagaman.

Menurut Ketua Panitia FGD, Andri Andreans H, salah satu tujuan utama dari FGD ini adalah untuk menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya moderasi dalam beragama sebagai landasan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.

Baca juga : Kasus DBD di Kabupaten Garut terus Meningkat

Melalui dialog terbuka dan konstruktif, diharapkan para peserta FGD dapat saling memahami dan menghargai perbedaan, serta bersama-sama mencari solusi atas tantangan yang dihadapi dalam konteks keberagaman agama. Selain itu, penguatan moderasi beragama diyakini bisa menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara.

Sementara itu, perwakilan pemerintah,  Saepulloh, Kepala Kantor Kementerian Agama Garut mengapresiasi kepada jajaran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang telah menggelar kegiatan ini. Dia memuji Muhammadiyah yang saat ini secara berdemokrasi terus menjalankan landasan dalam moderasi beragama dengan akhlak sebagai kunci fundamental dalam beragama sesuai dengan anjuran Baginda Rasul Muhammad SAW.

"Dalam Islam keberadaan akhlak tumbuh dalam 5 poin, di antaranya pendidikan formal serta informal melalui pendidikan yang mencakup akhlak dari lingkungan keluarga hingga cakupan yang lebih bermasyarakat. Adanya disparitas dapat menjadi tantangan dalam menumbuhkan akhlak untuk membangun pondasi fundamental dalam beragama yang ditopang melalui pendidikan utama dalam lingkup Keluarga," paparnya.

Baca juga : Rakornas, Kemenag Bahas Rencana Aksi Pascaterbit Perpres Penguatan Moderasi Beragama

Setelah benteng dalam lingkup keluarga, 3 poin utama lainnya tawasuh, tawaju dan tasamuh untuk menjalankan kehidupan dalam moderasi beragama yang nantinya akan menciptakan nilai-nilai yang dipadukan dengan akhlak yang baik.

Selain itu, Saefulloh menyebutkan di tengah berjalannya moderasi beragama terdapat ruang kosong yang perlu juga untuk diperhatikan. Itu tertuang dalam pendidikan lingkungan melalui 3 landasan yaitu, seluruh insan diperlukan ditanamkan nilai-nilai kesabaran untuk bertindak dalam melaksanakan setiap implementasikan akhlak santun dalam bermasyarakat.

Selain itu, sebagai makhluknya perlu juga untuk menjalankan nilai-nilai keikhlasan dalam beragama. Di Indonesia dikenal dengan keberagaman serta kemajemukannnya.

Baca juga : 1 Anak Meninggal Dunia di Kota Banjar, Kasus DBD di Garut Meningkat

Yang terakhir, adanya penerapan nilai-nilai bersyukur dalam menjalankan kehidupan sebagai ummatnya. Saat ini merupakan fase-fase dalam kehidupan duniawi untuk menguji dan menilai kepantasan untuk mendapatkan imbalan di akhirat nantinya. Hal tersebut sering menjadi momok sebagai manusia yang lalai dan terlena dalam menjalankan kehidupan di dunia.

"Selain itu perlu juga kita tingkatkan dalam penerapannya melalui 6 sistem utama yang sejalan dengan moderasi beragama antara lain, teoritis beragama,  logis beragama,  etis beragama, fisiologis beragama, estetika beragama, dan teleonis beragama," ujarnya.

Hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi pengembangan kebijakan dan program yang bertujuan untuk memperkuat moderasi beragama di Kabupaten Garut. Dengan demikian, Kabupaten Garut dapat terus menjadi contoh yang inspiratif dalam membangun masyarakat yang pluralis, harmonis, dan berkeadilan bagi semua warganya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat