visitaaponce.com

Dinas Sejarah Angkatan Darat Gelar FGD Serangan Umum 1 Maret 1949

Dinas Sejarah Angkatan Darat Gelar FGD Serangan Umum 1 Maret 1949
Para Pembicara FGD Serangan Umum 1 Maret 1949 di markas Dinas Sejarah Angkatan Darat di Bandung(DOK/DINAS SEJARAH ANGKATAN DARAT)

DINAS Sejarah TNI Angkatan Darat menggelar diskusi kelompok terarah (FGD) bertema Serangan umum 1 Maret 1949. Kegiatan digelar di Markas Dinas Sejarah Angkatan Darat, di Jalan Belitung, Kota Bandung.

Narasumber pada acara tersebut ialah sejarawan Anhar Gonggong, pengamat sejarah Sri Margana dan Letnan Kolonel Caj Jeni Akmal.

Kepala Dinas Sejarah Angkatan Darat, Brigadir Jenderal TNI Arif Cahyono mengatakan TNI-AD mempunyai tugas untuk menulis lintasan  peristiwa sejarah Angkatan Darat. Untuk memperkaya materi tulisan tersebut, membutuhkan masukan dari para akedimisi.

Baca juga : Hari Kebangkitan Nasional: Ini Langkah Sederhana untuk Generasi Muda Bisa Mencintai Sejarah

"Karena itu, kita mengundang Pak Anhar Gonggong dan Pak Sri Margana,  supaya buku yang akan kita terbitkan berkualitas, dengan tulisan yang baik. Tujuannya supaya kita bisa melihat ke depan bagaimana sebenarnya peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 secara komprehensif," paparnya.

Jadi, lanjut dia, semua aspek tinjauan memiliki dukungan, baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat. Selain itu, peran masyarakat yang selama tidak diketahui, bisa terkuat bahwa ada dukungan logistik dan dukungan lainnya dari masyarakat Yogyakarta.

Dalam kesempatan itu, Sejarawan Anhar Gonggong memberikan wawasan-wawasan dalam menghadapi masa depan. Dia juga mengulas kesalahan orang melihat sejarah

Baca juga : Memperkenalkan Sejarah Kota Bandung pada Gen Z

"Bahwa sejarah itu dianggap masa lampau, padahal sebenarnya sejarah adalah landasan kekinian kita dan ke depan. Artinya bahwa peristiwa 1 Maret 1949 memberikan arti dalam konteks sekarang dan yang akan datang, karena di sana ada nilai, karakter. Semua itu kita perlukan pada waktu itu, sekarang dan waktu yang akan datang," paparnya.

Terkait dengan fakta serangan umum 1 Maret 1949, lanjut dia, bahwa rata-rata sudah diketahui tapi sering terjadi polemik terkait peranan masing-masing. Misalnya, peranan Pak Harto dan Sultan.

"Itu semua tidak perlu dipertentangkan setiap sosok punya  posisi ketika itu. Dengan posisi itu, mereka bertindak sesuai dengan posisinya," tandas Anhar

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat