visitaaponce.com

Kota Sukabumi Intervensi Stunting melalui Aplikasi Terintegrasi

Kota Sukabumi Intervensi Stunting melalui Aplikasi Terintegrasi
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan gerakan makan telur dan minum susu di Kota Sukabumi.( ANTARA FOTO/Henry Purba)

PEMERINTAH Kota Sukabumi, Jawa Barat, serius menangani kasus stunting.
Pasalnya, angka prevalensi kasusnya saat ini mencapai 26,9% berdasarkan
Survei Kesehatan Indonesia (SKI).

Satu di antara upaya penanganan yang dilakukan yakni diluncurkannya
aplikasi Sistem Data Stunting Terintegrasi (Siapdate). Aplikasi itu
diharapkan bisa mendeteksi jumlah balita stunting sehingga mempercepat
penanganannya.

Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji mengatakan, aplikasi Siapdate mengintegrasikan berbagai data berhubungan dengan kondisi balita di Kota Sukabumi. Di antaranya data balita stunting, data keluarga berisiko stunting, ketersediaan bantuan sosial, serta geospasial balita stunting.

Baca juga : Angka Prevalensi Stunting di Kota Sukabumi Sebesar 26,9%

"Aplikasi Siapdate ini untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan prevalensi stunting di Kota Sukabumi," kata Kusmana, Senin (3/6).

Menurut dia, penanganan stunting harus bersifat kolaboratif. Artinya,
butuh partisipasi semua elemen agar bisa mempercepat penurunan kasusnya.

"Hal yang perlu disamakan persepsinya yakni upaya strategi. Misalnya
pemantauan tumbuh kembang dan kondisi kesehatan balita, pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal dengan sasaran ibu hamil kekurangan energi kronis atau berisiko kekurangan energi kronis, serta balita gizi kurang atau gizi buruk. Upaya-upaya ini yang harus dikolaborasikan dengan melibatkan berbagai sektor sehingga bisa mencegah kasus baru stunting," tegasnya.

Penanganan stunting dilakukan secara intervensi spesifik dan intervensi
sensitif. Penanganan secara intervensi spesifik tak hanya pada sektor
kesehatan, tapi juga sektor lainnya.

"Ini perlu didukung intervensi sensitif yaitu penanganan nonkesehatan
dengan proporsi dukungan sebesar 70%," pungkas Kusmana.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat