visitaaponce.com

Tangani Stunting, Jawa Barat Andalkan Dua Program

Tangani Stunting, Jawa Barat Andalkan Dua Program
Seorang anak menjalani pengukuran tinggi badan di posyandu di Kota Depok.(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

JAWA Barat terus mengejar target penurunan angka stunting atau tengkes
mencapai 14% pada akhir 2024. Saat ini prevalensi tengkes di daerah ini
masih tinggi mencapai 21,7%, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar
20,2%.

"Kami mengandalkan dua program untuk menurunkan angka tengkes tahun ini. Yang pertama ialah program nasional pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting, serta program Jawa Barat si Jumo dan Jamilah," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, saat berdiskusi bersama program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) di Bandung.

Si Jumo dan Jamilah merupakan gerakan bersama yang bertujuan mengubah
perilaku dan budaya masyarakat Jawa Barat. Si Jumo berarti Literasi
Stunting, Imunisasi, Pencegahan DBD dan Penanggulangan TBC, sedangkan
Jamiulah ialah Jaga Ibu Hamil Lingkungan Bersih dan Sehat.

Baca juga : Program BISA di Sumedang dan Bandung Barat Berperan Ikut Menurunkan Angka Stunting

Program nasional pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting
diluncurkan pada Juni ini. Sementara Si Jumo dan Jamilah sudah
digulirkan pertengahan Mei lalu.

"Keduanya bertujuan untuk mendapatkan orang dengan risiko tinggi akan
menjadi stunting baru. Kami bekerja untuk menurunkan angka stuntung
dengan memotong kejadian stunting baru," lanjut Vini.

Untuk itu, perhatian difokuskan pada ibu hamil, remaja putri dan
anak-anak yang mengalami gizi buruk dan berat badan kurang. Setelah
mereka berhasil diketahui, dilakukan intervensi dengan memberikan
makanan tambahan, vitamin, atau tablet tambah darah.

Baca juga : Pemprov Jawa Barat Ajak ICMI dan Mahasiswa Ikut Tangani Stunting

"Meski berat, kami optimistis bisa menurunkan angka stunting di Jawa
Barat. Kami optimistis karena banyak dukungan dari masyarakat dan
pemangku kepentingan," tegas Vini.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat, Ane Carolina mengatakan pencegahan stunting di Jawa ke depan akan dilakukan bekerja sama dengan kampus. Salah satunya, mahasiswa yang tengah melakukan KKN tematik, juga diminta melakukan upaya pencegahan stunting.

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menggulirkan bantuan keuangan desa yang besarnya Rp130 juta per desa untuk 5.311 desa. Tahun depan, dana itu ditingkatkan menjadi Rp150 juta. Tambahan Rp20 juta diarahkan untuk program pencegahan dan tindakan kejadian stunting," tambahnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat