visitaaponce.com

Trio Entrepreneur Sukses Geluti Bisnis Kuliner Ayam Goreng Tanpa Tulang

Trio Entrepreneur Sukses Geluti Bisnis Kuliner Ayam Goreng Tanpa Tulang
Gerai GabbaGabba dengan menu andalan ayam goreng tanpa tulang.(Ist)

'KERJA keras memang tidak pernah membohongi hasil'. Kalimat tersebut bukanlah kalimat tanpa fakta.

Justru kelimat tersebut telah dibuktikan tiga entrepreneur atau wirausahawan muda yang meraup omzet ratusan juta rupiah per bulan dari usaha jajananan kekinian.

Trio entrepreneur tersebut adalah Reynaldi Januar Wanter, M Syamsi Al Farizan, dan M Dinda Mahardika.

Baca juga : Bagi Tips Berbisnis, Pengusaha Milenial Richard Theodore: Jangan Takut Mencoba

Ketiganya memutuskan terjun ke usaha kuliner usai pandemi Covid-19 yang telah merenggut pekerjaan utama mereka.

Konsep yang diusung pun terbilang menarik dan tidak hanya sekadar mengejar cuan atau mengikuti tren belaka. Ada visi dan misi yang kuat dibalik usaha kuliner mereka.

Reynaldi dan kawan-kawan ingin semua masyarakat Indonesia dapat menikmati kuliner lezat dan berkualitas dengan harga terjangkau.

Baca juga : Siasat Inovatif Dkriuk Hadapi Persaingan Bisnis Waralaba Ayam Goreng

Di samping itu, mereka juga tergerak untuk memajukan umkm lokal, termasuk para petani dan peternak yang menjadi mitra utama mereka saat ini. 

Berawal dari visi dan misi itulah akhirnya berdiri GabbaGabba, sebuah jajanan kekinan berkonsep ayam goreng tanpa tulang.

Meski baru beroperasi kurang lebih satu tahun, GabbaGabba sudah berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah, mejeng di salah satu YouTube selebritas ternama Indonesia, hingga akhirnya meluncurkan franchise atau waralaba.

Baca juga : Didukung Sang Istri, Achmad Fitra Bangun Perusahaan Bidang FMCG dan Fashion

Berawal dari visi dan misi itulah akhirnya berdiri GabbaGabba, sebuah jajanan kekinian yang tidak hanya menawarkan camilan tetapi juga membawa kesenangan bagi para konsumen.

 Meski baru beroperasi kurang lebih satu tahun, GabbaGabba sudah berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah, mejeng di salah satu YouTube selebriti ternama Indonesia, hingga akhirnya meluncurkan franchise.

Awal mula terbentuk GabbaGabba

Baca juga : JCI Batavia Berdayakan Para Wirausaha Muda dan Fasilitasi Kolaborasi

Ide membuka usaha kuliner datang dari Reynaldi Januar. Pada pertengahan tahun 2021 lalu, Reynaldi terpaksa banting setir usai dirumahkan oleh perusahaan tempat ia bekerja, buntut dari pandemi Covid-19.

Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan-perusahaan F&B dan modal Rp5 juta dari sisa gaji, Reynaldi mulai meracik resep ayam goreng yang sekiranya dapat diterima masyarakat luas.

 "Kenapa ayam goreng? Awalnya saya pikir marketnya bakal luas dan tak terbatas, umur dan gender juga. Dari balita sampai orang tua semuanya bisa makan. Hanya saja produk ayam goreng tepung di Indonesia itu kadang kurang praktis untuk dimakan," ujar sang founder.

Baca juga : Jaga Loyalitas Konsumen, Burger King Hadirkan Dua Varian Ayam Goreng

Dari segi harga lanjut Reynaldi, ia ingin membuat produk berkualitas namun juga dapat dinikmati berbagai kalangan.

Proses trial and error pun terus dilakukan, hingga ia berhasil menciptakan racikan ayam goreng yang lezat dengan harga cukup terjangkau yakni, mulai dari Rp8 ribu - Rp15 ribu per porsi.

Yakin dengan resep yang ciptakannya, Reynaldi pun mulai mengatur strategi untuk menjajakan produknya. Langkah pertama yang ia lakukan dengan membuka pre-order.

Baca juga : Inilah Kiat Sukses Menjadi Womanpreneur Muda

"Sempat open PO ke teman-teman kantor dulu. Waktu itu baru bisa produksi maksimaal 100 bungkus per hari, karena belum punya alat yang proper dan durasi waktu antarnya cukup panjang, jadi waktu barang sampai ayam gorengnya sudah dingin. Dari sini saya dapat feedback dan insight baru," ungkap Reynaldi.

Dari pengalaman tersebut, Reynaldi memutuskan untuk membuka lapak sendiri dengan bermodalkan meja lipat serta kompor rumahan di depan kontrakannya.

Hari pertama memang belum banyak pengunjung yang datang. Hanya sekira 2-3 orang saja datang membeli.

Baca juga : Dari Karyawan, Juanito Alfa Menjelma Jadi Pengusaha Muda Sukses

Kondisi seperti ini berlangsung selama kurang lebih dua minggu. Ia pun kembali mengubah strategi hingga akhirnya banyak pengunjung berdatangan.

"Karena sudah banyak pelanggan, saya memberanikan diri untuk upgrade dari meja lipat jadi gerobak, hingga menjadi 3 gerobak" kenang Reynaldi.

Rebranding

Baca juga : Jumlah Pengusaha Muda Hanya 2% dari Populasi di Tanah Air 

Sadar usahanya semakin maju, Reynaldi mulai mencari orang untuk diajak bekerja sama. Di momen inilah Reynaldi bertemu M Dinda Mahardika dan M Syamsi Al Farizan.

Kebetulan, pada saat itu, usaha Mahardika dan Syamsi juga turut terkena imbas pandemi Covid-19. Alhasil, mereka pun sepakat untuk masuk dalam tim GabbaGabba dengan peran yang berbeda-beda.

Kontribusi yang diberikan Mahardika dan Syamsi langsung terlihat jelas. Terlebih setelah mereka melakukan rebranding pada manajemen dan produk GabbaGabba secara keseluruhan.

Baca juga : Dari Warung Depan Rumah, Waroeng Pak Muh Berubah Restoran Kekinian

Menurut Mahardika, produk ayam goreng racikan Reynaldi sebetulnya sudah sangat menjual, terutama dari segi rasa.

Hanya saja di era serba digital seperti saat ini, permainan tagline, logo dan elemen-elemen marketing lainnya menjadi poin yang sangat penting dalam kesuksesan suatu brand.

“Jadi setelah join, kami langsung me rebranding abis-abisan di mulai dari konsep produk,ganti logo, tagline serta yang paling penting adalah dengan mengganti konsep booth ke ruko bertajuk 'share the happiness',"

Baca juga : Buku 'Pelaku Bukan Pemimpi' Ungkap Seluk-Beluk Perjalanan Jadi Wirausaha

"Di mana desain outlet dibuat unik, pelayanan menjadi cepat dan ramah, dan dari sisi produk lebih simple dan tidak ribet serta packaging yang praktis," kata Mahardika.

 Kendati demikian, tentu akan terjadi penyesuaian harga mengingat proses rebranding ini membutuhkan banyak biaya.

Ditambah lagi, GabbaGabba juga melakukan strukturisasi dan penerapan SOP baru bagi seluruh karyawannya.

Baca juga : Milenial Disarankan Rumuskan Tujuan Sebelum Memulai Bisnis

Tak hanya itu, mereka juga harus menyediakan lokasi untuk Central Kitchen sebagai storage serta produksi bahan baku untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga.

"Sebelum saya dan Syamsi masuk, GabbaGabba enggak punya value khusus, cuman sebatas menjual jargon 'makanan murah'. Akhirnya ubah dengan ada tagline 'ayamnya enggak main-main'. Menunya juga kita inovasikan lebih banyak. Dan kami membangun central kitchen agar bisa memproduksi dalam jumlah besar dengan kualitas terbaik," beber Mahardika.

 Strategi rebranding tersebut ternyata membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Hanya dalam kurun waktu 3 bulan, GabbaGabba membuka 2 cabang dan kantor baru dengan omzet mencapai lebih dari Rp120 juta per bulan.

Baca juga : Wirausaha Adalah: Pengertian, Sifat, Manfaat, dan Tujuan

 Mejeng di JajaRans

 Perlahan tapi pasti, nama GabbaGabba semakin dikenal masyarakat luas, terlebih setelah mendapat tawaran untuk tampil dalam konten Rans Entertainment bertajuk, JajaRans.

M Syamsi Al Farizan mengatakan tawaran tersebut muncul secara tiba-tiba melalui sebuah pesan singkat.

Baca juga : Michelle dan Olivia Rintis Usaha dari Nol Hingga Bangun Central Kitchen

"Jadi waktu itu ada yang menghubungi dari pihak tim Rans dan mau mengajak kolaborasi dengan GabbaGabba. Awalnya gak percaya tapi langsung kami iyakan," kata Syamsi.

 Selidik punya selidik, pesan itu memang benar berasal dari pihak Rans. Mereka bahkan langsung memesan sekira 150 porsi kepada Syamsi dan timnya.

Ini merupakan kesempatan yang tepat untuk memperluas eksposure dan promosi, tim GabbaGabba pun berangkat ke Andara demi memenuhi permintaan Rans.

Baca juga : Contoh Ide Usaha Kecil-kecilan di Rumah

Respons yang diterima GabbaGabba pun diluar ekspektasi. Sang sultan Andara ternyata sangat menyukai olahan ayam goreng tanpa tulang mereka!

 "Kak Nagita paling tertarik sama ayam Jumbo nya. Jadi waktu buka stand di sana, kak Nagita liat dummy atau contohnya yang memang kita pajang juga di semua outlet, dan dia gak percaya ayam nya segede itu, akhirnya dia mutusin untuk pesan semua menu," jelasnya.

" Terlebih, kita usung konsep fresh to fried, jadi ayamnya digoreng dadakan yang buat rasa nya jadi jauh lebih enak," beber Syamsi.

Baca juga : Kendati Sarjana Hukum, Pengusaha Muda ini Sukses Bangun Startup Teknologi

Setelah produk dilahap habis oleh Nagita Slavina, Syamsi mengatakan para staff Rans juga ikut menyerbu stand GabbaGabba.

"Ada yang beli 2 sampe 3 kali, terus mereka bilang ayamnya bener-bener besar dan tebal. Jujur dari kami puas setelah melihat konsumen kita puas. dan impactnya di media sosial juga gila-gilaan setelah tampil di JajaRans," tambah Syamsi.

Rencana Franchise

Baca juga : Mengenal Pengusaha Kena Pajak, Syarat dan Keuntungan PKP

Menyadari usaha mereka semakin maju serta permintaan konsumen yang terus meningkat namun sulit dijangkau. Reynaldi, Mahardika, dan Syamsi pun berencana untuk membuka franchise agar penyebaran outlet-nya semakin luas untuk menjangkau pasar yang lebih besar lagi.

Hal ini tentu setelah melalui sejumlah proses evaluasi dan feedback dari para customer.

Di samping itu, lanjut Syamsi, belakangan banyak orang yang ingin memiliki passive income.

Baca juga : Dari Kuli Angkat Koper di Hotel, Kini Sapto Popo Sukses Jadi Pengusaha Parfum

Lebih tepatnya, bagaimana mereka bisa tetap bekerja daily, namun juga ada pemasukkan pasif terutama bagi yang sudah memasuki masa tua. Poin inilah yang ingin ditekankan GabbaGabba.

"Kalau kita lihat di dunia investasi, tanah atau rumah itu perputarannya kam lama bisa 10-20 tahun, sementara di dunia kuliner perputarannya jelas dan ada fisiknya," jelas Syamsi.

"Kami juga menjual franchise secara selektif, kami enggak mau langsung nyerahin tapi si buyer enggak mau ikut controlling. Kami mau ayo kita sama-sama maju bareng. Walaupun nanti bisa 'ditinggalin', tapi harus aware, karena dialah pemiliknya. Intinya harus punya visi dan misi yang sama, dan harus ada tahapan interview," tutupnya.

Untuk franchise GabbaGabba sendiri dijual mulai dari Rp105 juta- 130 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pembangunan outlet (ruko atau kontainer), lisensi, peralatan, training, free grand opening, free survey lokasi, dan marketing boost. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat