visitaaponce.com

Ini Dia Kerajaan Islam Pertama di Indonesia dan Peninggalannya

Ini Dia Kerajaan Islam Pertama di Indonesia dan Peninggalannya
Peta Kerajaan Samudera Pasai(Dok. Wikipedia)

KERAJAAN Islam di Indonesia diperkirakan mencapai puncak kejayaannya mulai dari abad ke-13 hingga abad ke-16. 

Kerajaan-kerajaan ini muncul sebagai hasil dari meningkatnya perdagangan maritim dengan para pedagang Islam dari berbagai tempat seperti Arab, India, Persia, Tiongkok, dan lainnya. Wilayah pusat pemerintahan kerajaan-kerajaan ini terbagi berdasarkan lokasinya di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.

Terdapat perdebatan di kalangan sejarawan mengenai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Sebagian meyakini bahwa Kerajaan Perlak di Aceh adalah yang pertama. Namun, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa Kerajaan Samudera Pasai adalah yang pertama di Aceh dan Indonesia.

Baca juga : Sejarah Kerajaan Tarumanegara, Raja-raja, Peninggalan Prasasti, hingga Karya Sastranya

Kerajaan Perlak, yang berdiri dari 840 hingga 1292, dianggap sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia dan Asia Tenggara. Meskipun pendirinya, Sultan Alaiddin Sayid Maulana Abdul Azis Syah, adalah keturunan dari keluarga Islam, bukti sejarahnya terbatas dan banyak sejarawan yang masih meragukan statusnya sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara.

Terdapat tiga naskah yang menjadi sumber informasi tentang Kerajaan Perlak: Kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peureulak oleh Abu Ishak Makarani al Fazi, Kitab Tazkirah Thabakat Jumu Sultan as Salathin oleh Syekh Syamsul Bahri Abdullah As Asyi, dan catatan Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai oleh Saiyid Abdullah ibn Saiyid Habib Saifuddin. Namun, isi dari ketiga naskah ini masih menimbulkan keraguan.

Kerajaan Samudera Pasai lebih meyakinkan sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia. Didirikan pada 1267 oleh Meurah Silu, yang kemudian berganti nama menjadi Sultan Malik al-Saleh setelah memeluk Islam. 

Baca juga : 16 Peninggalan Kerajaan Kutai Beserta Penjelasannya Lengkap

Bukti-bukti arkeologis tentang keberadaan Kerajaan Samudera Pasai lebih kuat, terutama di Kampung Geudong, Aceh Utara, di mana terdapat makam raja-raja Pasai dan reruntuhan pusat kerajaan. Bukti-bukti ini juga diakui oleh laman Kemdikbud dan situs resmi Pemerintah Provinsi Aceh.

Selain itu, berikut ini adalah beberapa Kerajaan Islam yang juga ada pada periode tersebut.

1. Kerajaan Ternate (1257)

Baca juga : Raja Frederik X Naik Takhta, Era Baru di Denmark Dimulai

Kerajaan Gapi, yang lebih dikenal sebagai Kerajaan Ternate, berlokasi di Maluku Utara. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Marhum pada tahun 1257 dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia.

Kerajaan Ternate mengalami perkembangan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan lain di Maluku. Ini dikarenakan ketersediaan sumber daya rempah-rempah yang melimpah dan kekuatan militer yang kuat. Pada masa itu, banyak pedagang datang untuk berdagang di Kerajaan Ternate, sekaligus membawa agama Islam. Setelah Sultan Marhum meninggal, pemerintahan dilanjutkan oleh Sultan Harun dan kemudian oleh putranya, Sultan Baabullah.

Di bawah kepemimpinan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya. Setelah Sultan Baabullah wafat pada tahun 1583, pemerintahan diserahkan kepada putranya, Sahid Barkat. Warisan sejarah Kerajaan Ternate mencakup Masjid Sultan Ternate, Keraton Kesultanan Ternate, Makam Sultan Baabullah, dan Benteng Tolukko.

Baca juga : Faktor yang Menyebabkan Runtuhnya Kerajaan Majapahit

2. Kerajaan Gowa (1300-1945)

Kerajaan Gowa adalah kerajaan yang berkembang pesat di Sulawesi Selatan, berkat posisinya di jalur pelayaran yang strategis. Daerah ini utamanya dihuni oleh masyarakat suku Makassar. Kerajaan Gowa mencapai puncak kejayaannya bersama Tallo, mendominasi perdagangan dan kekuatan militer di wilayah timur Nusantara.

Setelah mengadopsi Islam sebagai agama resmi pada awal abad ke-17, Kerajaan Gowa mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan Sultan Alauddin sebagai raja pertamanya. Kerajaan Islam Makassar ini aktif dalam penyebaran dakwah Islam, terutama selama pemerintahan Sultan Hasanuddin. Mayoritas penduduk Gowa berprofesi sebagai nelayan dan pedagang, dengan kapal Pinisi dan Lombo menjadi produk khas terkenal hingga sekarang.

Baca juga : Ini Daftar Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit

Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa yang masih ada termasuk Masjid Tua Katangka, Istana Tamalate, Museum Balla Lompoa, Benteng Ford Rotterdam, dan Benteng Somba Opu.

3. Kesultanan Malaka (1405-1511)

Kesultanan Malaka atau Melaka adalah kerajaan Islam Melayu yang berada di wilayah Malaka. Parameswara mendirikan kesultanan ini pada tahun 1405. Kesultanan Malaka dikenal sebagai penguasa perdagangan dan jalur pelayaran di Selat Malaka pada abad ke-15. Meskipun masyarakat Malaka awalnya tidak beragama Islam, Islam kemudian diakui sebagai bagian dari kesultanan ini, ditandai dengan penggunaan gelar sultan pada penguasa Malaka mulai tahun 1455.

Baca juga : Yuk Mengenal Sejarah Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Sultan Mahmud Syah, raja kedelapan dan terakhir Kesultanan Malaka, mengakhiri pemerintahannya akibat invasi Portugis pada tahun 1511. Mahmud Syah sempat memindahkan ibu kota ke Bintan, tetapi Portugis menghancurkannya juga. Invasi ini menjadi permulaan dominasi Eropa di Nusantara. Beberapa peninggalan Kesultanan Malaka yang masih bertahan hingga sekarang termasuk Masjid Raya Baiturrahman di Aceh dan Masjid Agung Deli.

4. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)

Kerajaan Cirebon atau Kasultanan Cirebon, yang terletak di Jawa Barat, merupakan kasultanan Islam besar pada abad ke-15 hingga 16. Wilayah pantai utara Pulau Jawa menjadikan Cirebon sebagai jalur penting bagi perdagangan dan pelayaran. Cirebon memainkan peran penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa Barat. Didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Walangsungsang, kasultanan ini menjadi penting di bawah pemerintahan Sunan Gunung Jati.

Baca juga : Opera Majapahit: Gayatri Sang Sri Rajapatni, Merawat Ibu Bhumi

Selama pemerintahannya, politik dan Islam berkembang di dalam kasultanan. Kerajaan Cirebon akhirnya terbagi menjadi dua: Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Peninggalan kerajaan yang masih ada hingga sekarang termasuk Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Keprabon, Patung Harimau Putih, Bangunan Mande, dan Kereta Kasepuhan Singa Barong.

5. Kerajaan Demak (1478-1554)

Kerajaan Demak, pusatnya di Jawa Tengah, adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pesisir Pulau Jawa. Didirikan pada tahun 1478 oleh Raden Patah, Kerajaan Demak mendukung penyebaran Islam di Nusantara dengan bantuan Wali Songo. Kerajaan Demak muncul setelah keruntuhan Majapahit dan terdiri dari bekas wilayah kekuasaan Majapahit yang memisahkan diri.

Baca juga : Kerajaan yang Bercorak Islam di Indonesia

Kerajaan ini memiliki lima raja terkenal: Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata, dan Arya Penangsang. Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya. Namun, perang saudara dan perang melawan Portugis melemahkan Demak. Pada 1554, Kerajaan Demak jatuh, dan Kerajaan Pajang muncul sebagai penerusnya.

6. Kerajaan Islam Banten (1526-1813)

Kerajaan Banten berdiri pada tahun 1526 di wilayah Pasundan. Dipimpin oleh Sultan Maulana Hasanudin, keturunan Sunan Gunung Jati, Banten menjadi pusat Islam di wilayah tersebut. Sultan Agung Tirtayasa adalah pemimpin terkenal di Banten, yang melawan Belanda karena monopoli perdagangan yang merugikan. Islam menjadi dasar dan ulama memiliki peran penting dalam Banten. Keruntuhan terjadi akibat perang saudara dan penyerangan Belanda. Peninggalan berupa Masjid Raya Baiturrahman Aceh dan Masjid Agung Deli.

Baca juga : Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

7. Kerajaan Pajang (1568-1586)

Kerajaan Pajang adalah penerus Kerajaan Demak di Jawa Tengah. Dibentuk setelah keruntuhan Demak, Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. Kerajaan Pajang mengambil alih kekuasaan dan benda pusaka Demak. Kerajaan ini mencakup wilayah Blora dan Kediri.

8. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)

Baca juga : Pemerintah Diminta Dukung Upaya Pengembalian Aset dan Manuskrip HB II

Kerajaan Mataram Islam terletak di Kotagede Yogyakarta pada tahun 1588. Dinasti yang mengaku sebagai keturunan Majapahit, terutama Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, memimpin kerajaan ini. Kerajaan Mataram Islam awalnya adalah Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang. Di bawah Sultan Agung, kerajaan ini memperluas wilayah hingga hampir seluruh Jawa. Kemudian, terjadi perpecahan menjadi Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Peninggalan meliputi Masjid Agung Gedhe Kauman, Masjid Kotagede, dan banyak lagi.

(Z-5)

Baca juga : Bagaimana Bentuk Aksara Sunda? Simak Penjelasannya Mulai Sejarah hingga Jenisnya

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat