visitaaponce.com

Niat Sholat Idul Adha Secara Berjamaah dan Sendiri Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Niat Sholat Idul Adha Secara Berjamaah dan Sendiri Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya
Niat sholat Idul Adha(freepik.com)

Ini dia niat sholat Idul Adha baik secara berjamaah dan sendirian di rumah lengkap dengan Arab, Latin, dan arti.

Seperti yang kita tahu, Hari Raya Idul Adha, atau yang juga dikenal sebagai Hari Raya Qurban, adalah salah satu momen penting dalam agama Islam yang dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. 

Pada hari tersebut, umat Muslim merayakan kisah Nabi Ibrahim a.s. yang bersedia mengorbankan putranya, Nabi Ismail a.s., sebagai bentuk taat kepada perintah Allah Swt.

Baca juga : Arti Tafakur, Jenis, Cara, dan Manfaatnya untuk Umat Islam

Di hari ini pula, tidak hanya diperintahkan untuk berqurban saja, tetapi juga diminta untuk mendirikan sholat sunnah Idul Adha. 

Dan berikut ini niat sholat Idul Adha secara berjamaah dan sendirian di rumah. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

Niat Sholat Idul Adha

Niat Sholat Idul Adha Secara Berjamaah

Baca juga : Pengertian Istiqomah, Contoh, dan Cara Mengamalkannya

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا/مَأْمُوْمًا للهِ تَعَالَى 

Ushalli sunnatan li Idil Adhā rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman/ma’mūman lillāhi ta‘ālā. 

Artinya: 

Baca juga : Bacaan Dua Kalimat Syahadat dalam Bahasa Arab, Latin, dan Artinya

“Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam/makmum karena Allah Ta'ala.”

Niat Sholat Idul Adha Secara Sendirian

اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً للهِ تَعَالَى 

Baca juga : Doa Memulai Pekerjaan Arab, Latin, dan Terjemahnya

Ushalli sunnatan li Idil Adhā rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā. 

Artinya: 

“Aku menyengaja sembahyang sunnah Idul Adha dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Ta'ala.”

Baca juga : Hari Ini Malam Nisfu Syaban, Bagaimana Asal Muasalnya?

Tata Cara Sholat Idul Adha

Berikut ini tata cara sholat Idul Adha.

1. Membaca niat sholat Idul Adha.

2. Melakukan Takbiratul Ihram.

Baca juga : Doa Selamat Dunia Akhirat Latin dan Terjemahan, Waktu yang Tepat untuk Dibaca

3. Melakukan Takbir sebanyak 7x dan kemudian membaca zikir saat jeda antara takbir, yakni sebagai berikut:

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ 

Subhânallâh, walhamdulillâh, walâ ilâha illallâh, wallâhu akbar, wa lâ haula walâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil azhîm. 

Baca juga : Ini Bacaan Surat QS Al Kafirun Beserta Arti dan Keutamaanya

4. Membaca Surat Al-Fatihah

5. Membaca surat pendek, dianjurkan untuk membaca Surat Al-A'la pada rakaat pertama dan membaca Surat Al-Ghasyiyah pada rakaat kedua.

6. Melakukan ruku' dengan tuma'ninah serta membaca doa ruku'.

Baca juga : Doa Iftitah Muhammadiyah Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

7. Melakukan i'tidal dengan tuma'ninah serta membaca doa i'tidal.

8. Melakukan sujud dengan tuma'ninah serta membaca doa sujud.

9. Melakukan duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah serta membaca doa duduk di antara dua sujud.

Baca juga : 4 Doa Nabi Daud a.s. dan Artinya, Salah Satunya untuk Meluluhkan Hati Seseorang yang Dicintai

10. Melakukan sujud kedua dengan tuma'ninah serta membaca doa sujud.

11. Melakukan takbir dan masuk ke rakaat kedua.

12. Melakukan takbir 5x dengan membaca zikir yang sama di rakaat pertama (poin 3).

Baca juga : Doa Setelah Sholat Fardu Lengkap dengan Dzikir dan Keutamaannya

13. Melakukan poin 4 hingga poin 10.

14. Melakukan duduk tasyahud akhir dan membaca doa tahiyat.

15. Melaksanakan salam. Diawali salam ke arah kanan, lalu salam ke arah kiri.

Baca juga : 3 Doa Berhubungan Suami-Istri, Sebelum dan Sesudahnya

16. Mendengarkan khutbah Idul Adha.

Hukum Sholat Idul Adha

Sholat Idul Adha menjadi salah satu sholat sunnah yang dapat dilaksanakan oleh umat Muslim. Lalu, bagaimana hukum sholat Idul Adha? Menunaikan ibadah yang satu ini hukumnya adalah sunnah muakkad atau sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Sholat Idul Adha biasanya dilaksanakan di tempat terbuka seperti tanah lapang atau halaman masjid. Namun, ada pula yang dilaksanakan di dalam masjid.

Baca juga : Niat Sholat Witir 1 Rakaat Lengkap Berjamaah dan Sendiri Beserta Tata Caranya

Sholat Idul Adha diperbolehkan untuk dilakukan sendiri di rumah, hanya saja harus ada udzur syar'i yang menghalangi seseorang untuk sholat secara berjamaah, seperti sedang sakit, musafir, terdapat ancaman bahaya, atau adanya larangan dari penguasa. Apabila tidak ada halangan tersebut, sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah.

Selain itu, umat Islam disarankan untuk tidak makan sementara waktu, yakni sebelum sholat Idul Adha hingga selesainya sholat dan jika berqurban, maka dianjurkan untuk makan dari hasil sembelihannya nanti.

Kendati demikian, ada pendapat lainnya mengenai hukum makan atau tidak sebelum sholat Idul Adha. Bahwa hukumnya sunnah untuk tidak makan sebelum sholat Idul Adha dengan catatan bagi seseorang yang memiliki hewan qurban. Sedangkan bagi yang tidak berqurban, tidak masalah untuk tidak menunda makan. Wallahu a'lam.

Baca juga : Niat Sholat Hajat Lengkap Beserta Tata Cara dan Waktu Terbaik agar Langsung Terkabul

Waktu Pelaksanaan Sholat Idul Adha dan Qurban

Waktu pelaksanaan sholat Idul Adha di Indonesia umumnya dilaksanakan pada pagi hari, yakni sekitar jam 06.00-08.00 pagi. Sholat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih pagi dibandingkan sholat Idul Fitri.

Alasannya adalah agar kaum muslimin bisa menyembelih qurban dengan segera, sedangkan sholat Idul Fitri diperlambat agar kaum muslimin lebih leluasa membayar zakat fitrah.

Lalu, kapan pelaksanaan qurban? Dilansir dari laman Badan Amil Zakat Nasional, waktu menyembelih hewan qurban ada 4 hari, yakni dimulai setelah sholat Idul Adha atau pada tanggal 10 Dzulhijjah, lalu dilanjutkan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah di mana ini merupakan hari Tasyrik dan menjadi hari diharamkan untuk berpuasa. 

Baca juga : Niat Sholat Idul Fitri Jamaah dan Sendirian Lengkap dengan Tata Caranya

Batas pelaksaan qurban adalah sedari pagi hingga saat matahari tergelincir (sekitar lewat dari pukul 12.00 siang).

Sejarah Idul Adha

Turunnya perintah untuk beribadah sholat Idul Adha tidak luput dari sejarah mengenai Idul Adha itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, Idul Adha berkaitan erat dengan Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. 

Dikisahkan, Nabi Ibrahim a.s. yang telah berusia lanjut menginginkan seorang anak untuk meneruskan dakwahnya. Setelah lama berdoa kepada Allah Swt, istrinya, Siti Hajar pun mengandung dan lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Ismail yang kelak nantinya menjadi seorang nabi dan termasuk ke dalam 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh umat Muslim.

Baca juga : Kumpulan Doa Bulan Rajab, Mulai dari Doa Istighfar Hingga Bacaan Tasbih

Nabi Ibrahim a.s. pun sangat bahagia atas kelahiran Nabi Ismail a.s. Seorang anak yang didambakan akhirnya dikabulkan oleh Allah Swt. Nabi Ismail a.s. pun tumbuh sebagai seorang anak yang saleh, cerdas, dan berbudi baik. 

Baru saja berbahagia karena dikaruniai seorang anak, Nabi Ibrahim a.s. mendapat ujian dari Allah Swt. Saat itu, Nabi Ibrahim a.s. bermimpi mendapat perintah untuk menyembelih putranya, yakni Nabi Ismail a.s. Awalnya, Nabi Ibrahim a.s. merasa ragu dengan mimpinya tersebut. Ia takut bahwa mimpinya tersebut hanya tipu daya setan saja. Nabi Ibrahim a.s. kembali memanjatkan doa untuk mendapat ketenangan serta kejelasan mengenai mimpinya.

Hingga akhirnya, Nabi Ibrahim a.s. bermimpi hal yang sama sampai 3x. Barulah Nabi Ibrahim a.s. yakin bahwa itu adalah perintah dari Allah Swt. Kendati demikian, hatinya menjadi bimbang. Bagaimana bisa Beliau menyembelih putranya sendiri. Sampai pada suatu waktu, Nabi Ismail a.s. melihat keresahan ayahnya.

Baca juga : Sejarah Nahdlatul Ulama dan Peranan NU di Indonesia

Nabi Ismail a.s. pun bertanya apa yang membuat ayahnya resah. Nabi Ibrahim a.s. menjawab bahwa Beliau mendapat perintah dari Allah Swt untuk menyembelih Nabi Ismail a.s. Mendengar hal tersebut, Nabi Ismail a.s. justru merasa siap untuk disembelih karena itu adalah perintah dari Allah Swt yang tidak bisa dibantah. Begitu juga dengan Siti Hajar yang walaupun sedih, ia mengaku ikhlas dengan perintah tersebut.

Melihat istri dan anaknya yang siap melakukan perintah dari Allah Swt tersebut, membuat keresahan Nabi Ibrahim a.s. sirna. Beliau pun siap melakukan perintah dari Allah Swt untuk menyembelih Nabi Ismail a.s. 

Hari yang ditentukan tiba. Nabi Ibrahim a.s. PUN membawa Nabi Ismail a.s. ke tempat yang agak jauh dari pemukiman untuk penyembelihan. Setelahnya, Nabi Ibrahima a.s. mulai menutup mata Nabi Ismail a.s. dan memposisikan sang anak di tempat penyembelihan. Lalu, Nabi Ibrahim a.s. mengambil pisaunya dan mengarahkan pisau tersebut ke bagian leher sang anak.

Baca juga : Doa Niat Puasa Sunah di Bulan Rajab Sekaligus Ganti Utang Puasa Ramadan

Hati Nabi Ibrahim a.s. kembali bimbang. Ia merasa tidak bisa melakukan tugas tersebut. Merasakan sang ayah yang bimbang, Nabi Ismail a.s. berseru:

"Wahai Ayahku! Lakukanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah Swt kepadamu. Engkau akan menemuiku insyaAllah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah Allah SWT".

Mendengar hal itu, Nabi Ibrahim a.s. merasa bahagia sekaligus bersedih. Ia berkata, "Bahagialah aku mempunyai seorang putra yang taat kepada Allah SWT, bakti kepada kedua orang tua dengan ikhlas hati menyerahkan dirinya untuk melaksanakan perintah Allah Swt."

Baca juga : Tafsir Al-Baqarah Ayat 45: Minta Tolong dengan Sabar dan Salat

Hati Nabi Ibrahim a.s. kembali kuat dan mulai melakukan penyembelihan. Ketika pisau berada di leher Nabi Ismail a.s., Allah Swt pun langsung mengganti posisi Nabi Ismail a.s. tersebut dengan domba yang diturunkan dari langit, sebagaimana dituliskan dalam Al-Qur'an Surat As-Shaffat ayat 107-110.

"Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."

Peristiwa penyembelihan Nabi Ismail a.s. itulah yang menjadi sejarah Hari Raya Idul Adha.    

Baca juga : Kisah Nabi Yakub a.s. Lengkap dan Sejarahnya dengan Bani Israil

Hikmah Idul Adha

Hari Raya Idul Adha mengandung hikmah yang sangat berharga bagi umat Islam di seluruh dunia untuk diteladani. 

Hikmah yang pertama adalah mendahulukan cinta untuk Allah Swt. Seperti yang kita tahu, Allah Swt telah memberikan banyak rahmat yang tak terhitung bagi hamba-Nya. Salah satu cara untuk mengekspresikan cinta terhadap Allah Swt adalah dengan berqurban.

Hikmah yang kedua adalah Allah Swt tidak mewajibkan perintah berqurban untuk semua kalangan, namun hanya untuk mereka yang mampu memiliki kelebihan rezeki. Sehingga, Allah Swt tidak membebankan hamba-Nya yang masih membutuhkan.

Baca juga : Tafsir Surat Al-Ma'idah Ayat 35 tentang Wasilah dan Tawasul

Hikmah yang ketiga adalah berqurban sejatinya adalah perintah untuk mengorbankan sifat egois dan mementingan diri. Bukan hanya itu, kita juga belajar ikhlas serta bertaqwa untuk mendapatkan ridho Allah Swt dalam berqurban.

Itu dia penjelasan mengenai niat sholat Idul Adha serta sejarah dan hikmahnya di balik Hari Raya Idul Adha.

Selain sebagai momen ibadah seperti sholat Idul Adha, Hari Raya Qurban juga menjadi waktu bagi umat Muslim untuk merayakan kebersamaan, kebahagiaan, dan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah Swt. 

Baca juga : Bacaan Ratib Al-Athos Arab, Latin, Arti, serta Keutamaannya

Ini juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama, terutama mereka yang kurang beruntung. 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sabrina Alisa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat