visitaaponce.com

Target Investasi Jawa Barat 2024 Mencapai Rp250 Triliun

Target Investasi Jawa Barat 2024 Mencapai Rp250 Triliun
Pemerintah Provinsi Jawa Barat memaparkan rencana pembangunan 2024(MI/SUGENG SUMARIYADI)

JAWA Barat selama 6 tahun berturut-turut menjadi provinsi nomor satu
dalam bidang penanaman modal atau investasi. Tahun lalu, Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menganugerahkan provinsi dengan
pelayanan investasi terbaik ialah Jawa Barat.

"Selama 2023, Jawa Barat kembali nomor satu, dengan investasi yang masuk
mencapai Rp188 triliun lebih. Tahun ini, kami ditargetkan bisa
mendapatkan investasi sebesar Rp250 triliun," ujar Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat,
Nining Yuliastiani, saat berbicara dalam acara Bewara Jawa Barat, Selasa
(9/1).

Untuk meraih target itu, lanjut dia, pihaknya akan merangkul berbagai
pihak. "Pemerintah tidak bekerja sendiri. Kami akan bekerja dalam
kolaborasi penthahelix."

Nining menyatakan target investasi tahun ini tidak hanya berpaku pada
besaran modal yang masuk ke Jawa Barat. Tetapi, investasi yang masuk
harus berkualitas dan inklusif.

"Investasi tidak hanya sekadar besarnya uang yang masuk, tapi harus juga dirasakan masyarakat. Di antaranya penyerapan tenaga kerja, kebangkitan UMKM dan efek domino lainnya," tambahnya.

Dia mencontohkan di Karawang, investasi besar kedua di Jabar. Namun,
kemiskinan ekstrem juga masih terjadi di daerah ini. Artinya, investasi
yang ada tidak mampu menyerap tenaga kerja, baik karena skill yang
kurang atau tidak sesuai kemampuannya dengan kebutuhan industri.

Untuk itu, Dinas Penanaman Modal Jawa Barat berencana melakukan sejumlah langkah strategis pada 2024. Di antaranya mengembangkan industri hilirisasi yang berkelanjutan, menggulirkan transportasi energi bersih, dan mengembangkan energi baru terbarukan.

Nining mengakui 2024 bukan tahun yang diperkirakan mudah. Pasalnya,
sejumlah hambatan untuk investasi sudah menghadang.

"Di antaranya ialah adanya tantangan global mulai dari tensi geopolitik, perubahan iklim, pandemi yang masih jadi ancaman, serta digitalisasi. Di dalam negeri sendiri, kita akan menghadapi pemilu dan pilkada serentak, yang tentu saja sangat menantang," tandasnya. (SG)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat