visitaaponce.com

Kasus Chikungunya di Garut Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu

Kasus Chikungunya di Garut Meningkat Dibandingkan Tahun Lalu
Petugas melakukan fogging untuk mencegah penyebaran penyakit chikungunya(ANTARA FOTO/Rahmad)

KASUS chikungunya di Kabupaten Garut mengalami peningkatan signifikan. Sebanyak 99 kasus telah menimpa warga. Angka itu paling tinggi dibandingkan 2023 lalu yang hanya 50 kasus.

Peningkatan kasus tersebut tersebar di Kecamatan Sucinaraja, Selaawi dan terbanyak di Kecamatan Garut Kota.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman mengatakan, kasus chikungunya pada Januari, Februari, Maret dan April mengalami peningkatan cukup signifikan. Tercatat ada 99 orang terjangkit.

Baca juga : 3 Orang Meninggal Dunia, Kasus DBD di Kabupaten Garut Mencapai 1.133 Orang

"Pada 2023 kasusnya hanya mencapai 50 orang. Tahun ini kasusnya meningkat. Warga yang menderita sudah dilakukan penanganan komprehensif," katanya, Kamis (25/4).

Ia mengatakan, rata-rata para penderita penyakit ini mengalami demam, nyeri sendi yang parah, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala dan ruam. Para penderita tersebar di Garut Kota sebanyak 71 orang, Sucinaraja 10 orang dan Selaawi 98 orang.

"Kami menerima informasi adanya warga yang positif chikungunya dan langsung melakukan penyelidikan di lapangan untuk menemukan sumber penyebaran dan pengecekan di rumah penderita. Petugas langsung melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus, abatisasi, fogging dan penanganan serta pengobatan pasien," tandas Asep.

Baca juga : Garut Bertekad Tingkatkan Pemeliharaan Jalan

Menurutnya, kasus chikungunya di Kabupaten Garut selalu ada setiap tahun. Masyarakat perlu melakukan langkah agar kasus tersebut tidak kembali muncul, yakni dengan pencegahan, pengendalian serta memperkuat gerakan 1 rumah 1 Jumantik.

Upaya lain ialah menguras, menutup dan mengubur (3M), pemberantasan sarang nyamuk (PSN), persis seperti pada kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Penyakit yang diderita warga karena ditransmisikan melalui nyamuk. Untuk itu, berbagai langkah harus selalu dilakukan dengan cara bergotong royong membersihkan sampah dan jangan abai terhadap lingkungan," tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat