visitaaponce.com

BMKG Gempa Garut Bersifat Merusak

BMKG: Gempa Garut Bersifat Merusak
Ilustrasi bangunan rusak akibat gempa bumi.(ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN)

BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang berupsat di kabupaten Garut pada Sabtu (27/4) merupakan gempa yang bersifat merusak.

“Gempa tersebut bersifat destruktif karena mengguncak kuat di Tegalbulued, Pamulihan, Sukanagara, Cempaka, Langkaplancar dan Lembang dengan skala intensitas V MMI dan menimbulkan kerusakan di Kabupaten Tasikmalaya, Garut, Sukabumi dan Ciamis,” kata Kepala Pusat Tsunami dan Gempa Bumi Daryono, Minggu (28/4).

Ia menyatakan, sebelum gempa tersebut, ada sejumlah gempa merusak yang juga mengguncang selatan Jawa Barat. Di antaranya gempa bumi selatan Jawa pada 24 Juli 1979 dengan kekuatan 6,3 magnitudo, gempa bumi Tasikmalaya pada 2 November 1979 berkekuatan 6,1 magnitudo, gempa bumi Tasikmalaha pada 16 April 1980 berkekuatan 5,8 magnitudo, hempa bumi tsunami Pangandaran pada 17 Juli 2006 berkekuatan 7,7 magnitudo.

Baca juga : ESDM: Gempa M 6,2 Garut Tidak Picu Tsunami

Selain itu, gempa bumi Tasikmalaya pada 2 September 2009 dengan kekuatan 7,3 magnitudo, gempa bumi Tasikmalaya pada 10 Januari 2010 dengan kekuatan 5,4 magnitudo, gempa bumi Tasikmalaya pada 26 Juni 2010 berkekuatan 5,4 magnitudo.

Selanjutnya, gempa bumi Sukabumi pada 4 Juni 2012 dengan kekuatan 6,1 magnitudo, gempa bumi Pangandaran pada 25 Oktober 2020 dengan kekuatan 5,6 magnitudo, gempa bumi Sukabumi pada 27 April 2021 berkekuatan 5,6 magnitudo dan gempa bumi Garut pada 3 Desember 2022 dengan kekuatan 6,4 magnitudo.

Menurut Daryono, gempa Garut yang terjadi pada Sabtu (27/4) merupakan gempa yang biasa disebut oleh para ahli sebagai gempa dalam lempeng akibat pecahnya batuan dalam slab lempeng.

Baca juga : Gempa Bumi Tektonik 2,6 Magnitido Dirasakan di Kabupaten Garut

“Salah satu keistimewaan gempa intraslab adalah sanggup meradiasikan guncangan gempa yang lebih dahsyat dari gempa lain dengan sumber lain,” ucap dia.

Berdasarkan pengamatan BMKG, gempa tersebut hanya diikuti oleh satu gempa susulan dengan magnitudo 3,1 yang terjadi pada 27 April 2024 pada pukul 23.45.13.

“Gempa tersebut miskin gempa susulan disebabkan karena batuan sab lempeng Samudra Indo-Australia bersifat homogen, elastis dan tidak mudah rapuh,” ucap dia. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat