visitaaponce.com

Kasus DBD di Kota Sukabumi mulai Melandai

Kasus DBD di Kota Sukabumi mulai Melandai
Nyamuk Aedes aegypti.(AFP/LUIS ROBAYO)

KASUS pejangkitan demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi, Jawa Barat, diklaim dinas kesehatan setempat mulai melandai. Kondisi itu dimungkinkan mulai menurunnya intensitas curah hujan yang bertransisi ke musim kemarau.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Reni Rosyida Muthmainah, mengatakan meskipun kasus DBD terpantau melandai, tapi upaya pencegahan harus tetap dikuatkan. Upaya tersebut tentunya harus dilakukan secara lintas sektor.

"Melihat data grafik yang ada, kasus DBD sudah mulai melandai. Tidak terjadi pergerakan kasus secara cepat," kata Reni, Jumat (10/5).

Baca juga : Angka Kematian Kasus DBD di Klaten Meningkat 

Data Dinas Kesehatan hingga awal bulan ini, dilaporkan terjadi 435 kasus DBD. Dari jumlah tersebut, sebanyak 178 orang berusia 15-44 tahun, rentang usia 5-14 tahun sebanyak 132 orang, di atas 45 tahun sebanyak 83 orang, rentang usia 5-14 tahun sebanyak 38 orang, dan kurang dari 1 tahun sebanyak 7 orang.

Reni menyebutkan upaya memperkuat pencegahan dan penanganan penyakit tak hanya DBD. Tapi juga potensi penyakit dan masalah kesehatan lain.

"Mudah-mudahan dengan memperkuat kerja sama lintas sektor, upaya-upaya pencegahan dan penanganan DBD dan masalah kesehatan bisa dilaksanakan dengan baik," tegasnya.

Baca juga : Jumlah Kasus DBD di Cirebon Meningkat Capai 191 Kasus

Upaya pencegahan DBD di antaranya dilakukan dengan menerbitkan surat edaran gerakan bersama pemberantasan sarang nyamuk. Sekaligus mengedukasi pelajar dan masyarakat umum.

"Kami juga punya program satu rumah satu jumantik. Kalau dulu jumatik itu adalah kader di wilayah. Tapi sekarang di satu rumah ada satu orang jumantik," pungkasnya.

Kepala UPTD Puskesmas Cikundul, Denna Yuliavina, mengaku telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran DBD. Selain penguatan layanan di puskesmas, upaya lainnya yakni mengedukasi masyarakat melalui program Gerakan Masyarakat Aktivitas Fisik (Gema Afik) serta Metode Penyuluhan Keliling (Mepeling).

"Gema Afik ini untuk menjaga kebugaran yakni berolahraga secara rutin. Kalau Mepeling lebih kepada edukasi media promosi penyuluhan kesehatan," katanya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat