visitaaponce.com

Bio Farma dan Takeda Indonesia Luncurkan Vaksin Demam Berdarah

Bio Farma dan Takeda Indonesia Luncurkan Vaksin Demam Berdarah
Bio Farma menggelar FGD terkait upaya penanganan wabah DBD(DOK/BIOFARMA)

PT Bio Farma kini telah mengembangkan produk vaksin demam berdarah
sebagai penanggulangan terhaadap penyebaran penyakit yang disebabkan
gigitan dari nyamuk Aedes Aegypti.

"Vaksin demam berdarah ini sebagai penanggulangan terhadap penyebaran
penyakit DBD di Indonesia. Kami juga telah melakukan kegiatan Focus
Group Discussion (FGD) Sosialisasi Produk Vaksin demam berdarah, dengan
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota daerah Bali, serta Direktur RSUD seluruh Bali pada 17 Mei 2024," kata Vice President Komersial Nasional PT Bio Farma, Fitri Puspadewi, di Bandung, Kamis (23/5).

Menurut Fitri, FGD ini dilakukan dalam rangka menanggulangi kasus DBD di Indonesia, yang menyebabkan angka kematian signifikan. Di Indonesia saat ini terjadi peningkatan kasus DBD.

Baca juga : Kemenkes Didesak Gencarkan Program Pencegahan DBD

Sampai April 2024 tercatat sebanyak 91.269 kasus, dengan angka kematian sebanyak 641 orang. Data Kemenkes RI, terdapat peningkatan jumlah kasus DBD dari 73.518 orang pada 2021 menjadi 131.265 kasus pada 2022.

Dengan angka kematian yang juga meningkat dari 705 orang pada 2021 menjadi 1.183 orang pada 2022.

"Untuk menangani fenomena tersebut PT Bio Farma saat ini terus
berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia
dengan pengembangan produk-produk vaksin. Salah satunya dengan
memasarkan vaksin dengue Qdenga hasil kerja sama Bio Farma dengan PT
Takeda Indonesia," jelasnya.

Baca juga : Daftar 6 Superfood untuk Lawan DBD

Fitri melanjutkan, dalam memproduksi, mengembangkan dan memasarkan
produk vaksin demam berdarah, dalam pencegahan infeksi virus dengue
(DENV) di Indonesia, PT Bio Farma bekerja sama dengan Takeda dengan merek dagang Qdenga.

Qdenga merupakan vaksin yang diindikasikan untuk pencegahan penyakit dengue yang disebabkan oleh semua serotipe virus dengue (DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4) pada individu berusia 6-46 tahun.

"Penggunaan Qdenga tidak memerlukan skrining serostatus sebelum
pemberian vaksin, sehingga dapat digunakan kepada individu yang belum
dan sudah pernah terinfeksi DENV. Selain itu, Qdenga cukup diberikan 2
dosis dalam 3 bulan untuk perlindungan jangka panjang," ungkap Fitri.

I Ketut Agus Somia, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Sanglah Bali,
menyampaikan, pentingnya pencegahan sebagai bentuk pencegahan terhadap
penyakit DBD. Penderita yang terinfeksi penyakit dengue primer,
seringkali tidak menunjukkan adanya gejala atau hanya menunjukkan gejala ringan. Karena itu, diperlukan pencegahan dini untuk memutus rantai penularan tersebut.

"Vaksinasi merupakan upaya pencegahan infeksi virus dengue dengan
meningkatkan kekebalan tubuh sebagai bentuk proteksi diri terhadap
penyakit demam berdarah dengue," ujarnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat