visitaaponce.com

Wereng Batang Cokelat Serang Sawah di Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar

Wereng Batang Cokelat Serang Sawah di Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar
Seorang penyuluh pertanian melakukan penyemprotan hama wereng di Tasikmalaya(MI/KRISTIADI)

LAHAN pertanian seluas 200 hektare di Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Banjar, gagal panen terserang wereng batang coklat. Kejadian tersebut, telah menyebabkan ribuan petani harus menelan kerugian hingga Rp1,2 miliar.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Agus Sahroni mengatakan, serangan hama wereng batang coklat (WBC) menyerang secara masif karena petani terlena. Mereka tidak melakukan penyemprotan hama di lahan persawahan.

"Serangan wereng batang coklat (WBC) yang terjadi sekarang ini memang sporadis. Para penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan petugas pengendali organisme penganggu tumbuhan (POPT) sering turun ke lapangan membantu petani, tapi petani terlena tidak mengikuti standar operasional prosedur (SOP) dari para penyuluh," katanya, Senin (3/6).

Baca juga : Petani Tasikmalaya Gagal Panen, Stok Gabah Kering Kosong

Agus mengatakan, serangan wereng batang coklat yang terjadi sekarang ini sangat masif. Peristiwanya sudah terjadi sejak 2 bulan lalu.

Khusus di Kampung Cukang, Kelurahan Tanjung, Kawalu, gagal panen mencapai areal seluas 3,5 hektare.

Sementara itu, Ketua DPW Gerakan Petani Mandiri Indonesia wilayah Jawa Barat, Yuyun Suyud mengatakan, serangan hama wereng batang cokelat sangat masif.

"Kami mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh PPL dan POPT terjun ke lapangan hingga membantu petani agar hama wereng batang coklat tidak menyebar ke lahan lainnya. Akan tetapi, lahan yang terserang hama wereng di Kota Tasikmalaya sendiri telah mencapai 50 hektare, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Banjar seluas tercatat 150 hektare. Akibat serangan ini produksi gabah kering pungut (GKP) dan gabah kering giling (GKG) turun 40%-50%," paparnya.

Di Kota Tasikmalaya, kerugian petani mencapai Rp250 juta, Kabupaten Tasikmalaya Rp350 juta lebih, CiamisRp 300 dan Banjar Rp200 juta. Total kerugian Rp1,2 miliar lebih. Petani rata-rata menderita kerugian Rp10 juta hingga Rp15 juta per hektare.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat