visitaaponce.com

Kena Serangan Jantung, Anggota KPPS Bandung Barat Meninggal Dunia

Kena Serangan Jantung, Anggota KPPS Bandung Barat Meninggal Dunia
Ilustrasi(Dok MI)

SEORANG petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bandung Barat meninggal dunia setelah bertugas pada Pemilu 2024.

Mumuh Muchroni, 58, anggota KPPS di TPS 04, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah wafat pada Minggu (18/2) usai mendapat perawatan di rumah sakit karena mengalami serangan jantung. Padahal, saat seleksi kesehatan, almarhum tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

Almarhum dimakamkan pada Senin (19/2) dengan diantarkan warga dan para pelayat dan KPU.

Baca juga : Penyakit Jantung hingga Septic Shock Penyebab Anggota KPPS yang Meninggal

"Kami menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Bapak Mumuh. Beliau anggota KPPS, pahlawan demokrasi dan ikut menyukseskan pemilu. Mudah-mudahan husnul khotimah," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bandung Barat, Rifqi Ahmad Sulaeman yang turut hadir di pemakaman.

Diduga kelelahan

Rifqi mengatakan, berdasarkan hasil skrining atau pemeriksaan kondisi kesehatan saat penyeleksian anggota KPPS, almarhum tidak memiliki riwayat penyakit sehingga ia menduga Mumuh meninggal akibat kelelahan.

"Hasil skrining beliau sehat. Mungkin terlalu kelelahan saat melaksanakan tugas KPPS," ucapnya.

Baca juga : KPU Bengkulu akan Rekrut 6.895 Anggota KPPS

Menurut Rifqi, jika melihat beban tugas di Pemilu 2024 sama seperti penyelenggaraan 5 tahun lalu karena ada tahapan pemungutan hingga penghitungan lima jenis surat suara. Namun pada pemilu kali ini, KPU memberlakukan syarat pembatasan usia bagi anggota KPPS.

"Memang kalau lihat kerja KPPS di Pemilu 2024 tidak jauh berbeda dengan 2019. Dari pemungutan kemudian dilanjut penghitungan surat suara, memang tidak berhenti," jelasnya.

Keponakan almarhum, Aldi Faisal, 27, menyebutkan, Mumuh mengeluhkan penurunan kondisi badan sejak H-2 pemilu. Namun ia tetap menjalankan tugasnya sebagai KPPS.

Baca juga : NasDem Setuju Desain Ulang Pemilu Serentak

"Kondisinya sempat membaik pada hari pemungutan suara, ia selalu diingatkan oleh anggota lainnya agar tidak memaksakan. Beres pelaksanaan pak Mumuh pulang jam 1 malam, terus besoknya mengeluhkan sakit," terang Aldi.

Kondisi kesehatan Mumuh terus menurun hingga mengalami pingsan sehingga pihak keluarga membawanya ke rumah sakit pada hari Minggu.

"Ia mengalami serangan jantung kemudian meninggal jam 2 siang. Awalnya pak Mumuh tak memiliki riwayat penyakit jantung. Pemicunya kelelahan dan angin duduk yang dialami sejak sebelum pemilu, cuma nggak pernah dirasa jadi dianggapnya hanya masuk angin biasa," tandasnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat