visitaaponce.com

Ayam Kecap dan Suwir Sebabkan Keracunan Massal di Lembang

Ayam Kecap dan Suwir Sebabkan Keracunan Massal di Lembang
Korban keracunan makanan di Lembang, Bandung Barat, dalam perawatan tim medis.(MI/DEPI GUNAWAN)

SUMBER keracunan makanan yang menimpa puluhan warga Kampung Karamat RT 03/07, Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, akhirnya terungkap.

Ternyata, penyebab keracunan dari hidangan hajatan yang digelar pada Rabu (19/6) lalu itu dipicu bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli (E.coli).

Hasil itu berdasarkan uji Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa
Barat terhadap sampel makanan yang dibagikan kepada warga yang menghadiri acara syukuran pernikahan di Kampung Keramat.

Baca juga : Satu Korban Keracunan Makanan Di Lembang Meninggal

"Ditemukan sampel ayam bumbu kecap dan ayam suwir yang positif bakteri
Staphylococcus aureus dan E coli," terang Sekretaris Dinas Kesehatan
Bandung Barat, Maisara Hanif, Rabu (3/7).

Dinas Kesehatan sebelumnya telah mengirimkan 12 sampel makanan, di antaranya sayur sop, tempe orek, kikil bumbu kuning, capcay, ayam suwir, ikan asin, sambel, ayam bumbu merah, ayam bumbu
kecap, nasi putih dan lalapan. Selain itu, turut dibawa pula sampel
muntahan korban serta air bersih yang dipakai memasak.

"Jadi yang positif hanya dua jenis sampel, sedangkan yang lainnya negatif dari jenis bakteri pemicu keracunan," katanya.

Baca juga : Korban Keracunan Makanan Di Lembang Capai 217 Orang

Ia menjelaskan, bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang
memiliki sifat resistensi terhadap panas. Bakteri jenis ini sering
ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan
dalam tubuh manusia dan hewan.

Ketika bakteri sudah berpindah ke makanan, lanjut dia, proses kembang
biaknya pesat dan akhirnya menyebabkan infeksi pencernaan. Gejala yang
ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri, kram perut,
hingga mual dan muntah.

"Jika makanan terkontaminasi, bakteri ini dapat berkembang biak dalam
makanan dan menghasilkan racun yang dapat membuat orang sakit. Bakteri
Staphylococcus aureus dapat dibunuh dengan proses pemasakan, tetapi
racunnya tidak hancur dan masih dapat menyebabkan penyakit," ungkapnya.

Bakteri ini diduga berkembang biak dalam makanan dan menghasilkan racun
terutama jika makanan disimpan pada suhu kamar. Racun mungkin ada dalam
jumlah berbahaya pada makanan yang tidak memiliki tanda-tanda pembusukan, seperti bau yang tidak sedap.

"Makanan yang tidak dimasak setelah penanganan seperti irisan daging,
produk unggas dan telur, susu dan produk susu, puding, kue kering,
sandwich, dan lainnya sangat berisiko terkontaminasi Staphylococcus
aureus," jelasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat