visitaaponce.com

5 Makanan Khas Malang Selain Bakso Beserta Sejarahnya

5 Makanan Khas Malang Selain Bakso Beserta Sejarahnya
Mendol, salah satu makanan khas Malang, Jawa Timur((Shutterstock))

Bicara soal makanan khas Malang, Jawa Timur, apa yang pertama kali terlintas di pikiranmu?

Mungkin kamu akan menjawab bakso Malang. Ya, memang benar, bakso Malang merupakan salah satu makanan khas Malang yang paling terkenal. 

Bakso Malang memiliki kaldu khas yang nikmat dan berisi bakso, mi, siomai, tahu, dan pangsit goreng. Dijamin kamu pasti menyukainya!

Baca juga : Polbangtan Malang Fasilitasi Milenial Berkarya dan Berwirausaha di Sektor Pertanian

Namun, kamu perlu tahu bahwa makanan khas Malang bukan hanya bakso saja. Masih ada banyak hidangan khas Malang lain yang wajib kamu coba saat berkunjung atau berlibur ke daerah ini. 

Malang menjadi salah satu destinasi wisata yang digemari turis lokal dan asing. Pemandangannya yang apik dengan udara yang sejuk membuat kebanyakan orang betah berlibur di Malang.

Tidak hanya tempat wisatanya, Malang juga terkenal dengan kulinernya yang khas.

Baca juga : Suplai Beras SPHP Bulog Tersendat di Malang Jawa Timur

Pastikan kamu membaca artikel ini sampai selesai untuk mengetahui berbagai macam makanan khas Malang beserta asal usulnya atau sejarahnya.

Deretan Makanan Khas Malang

1. Nasi Pecel

Makanan Khas Malang

(Wikimedia Commons/Supardisahabu)

Baca juga : 9 Makanan Khas Jawa Timur yang Paling Terkenal, Lezatnya Bikin Nagih!

Pecel erupakan makanan khas Malang yang menyehatkan. 

Pasalnya, pecel terdiri dari berbagai sayuran yang sudah direbus. Contoh sayurannya yaitu bayam, kacang panjang, daun singkong, taoge siangi, kangkung, hingga timun. 

Sayuran-sayuran tersebut kemudian disiram dengan bumbu kacang dan disajikan bersama nasi hangat.

Baca juga : Dishub Kota Malang Petakan 18 Titik Macet Jelang Libur Nataru

Kebanyakan orang juga menyuguhkan nasi pecel dengan lauk ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, telur, sampai rempeyek kacang. Nasi pecel biasa disantap sebagai sarapan untuk mengisi energi sebelum beraktivitas.

Nasi pecel merupakan makanan khas Jawa. Makanan ini populer di Yogyakarta dan Madiun. 

Ada banyak varian nasi pecel yang bisa kamu nikmati di Pulau Jawa, salah satunya di Malang.

Baca juga : Bulog Malang Kesulitan Beli Beras Petani

Konon katanya, nasi pecel sudah ada dari abad 9. Nasi pecel pertama kali ditemukan di Yogyakarta. 

Nama 'pecel' disebut-sebut berasal dari Ki Gede Peamanahan.

Saat itu, Ki Gede Peamanahan menyajikan santapan pada Sunan Kalijaga. Santapan tersebut terdiri dari sayuran yang sudah direbus, sambal, nasi, ayam, serta lauk lainnya. 

Baca juga : Update Keilmuan, Perdosri Gelar Pertemuan Ilmiah Tahunan  2023 di Malang

Sunan Kalijaga bertanya pada Ki Gede tentang nama dari makanan itu. Ki Gede Peamanahan lalu menjawab, "puniko ron ingkang dipun pecel" yang artinya, "ini dedaunan yang direbus dan diperas airnya." 

Jawaban itulah yang menjadi asal muasal nama nasi pecel.

Nasi pecel dulunya kerap disajikan sebagai hidangan istimewa. Makanan tersebut umumnya disuguhkan untuk anggota kerajaan.

Baca juga : Sejumlah Objek Wisata di Jatim Ditutup Akibat Karhutla

Kini, kamu dapat menemukan nasi pecel dengan mudah di Malang. Harganya pun terjangkau. 

Ada yang dibanderol Rp3.000 sampai Rp5.000. Namun, ada juga nasi pecel yang enak seharga Rp10.000 hingga Rp20.000.

2. Orem-Orem

Makanan Khas Malang

Baca juga : Kementan Dorong Petani Milenial Jatim Manfaatkan KUR

(Wikimedia Commons/Wiwik P)

Orem-orem sekilas mirip dengan opor ayam. Bedanya, makanan khas Malang ini juga memakai tempe sebagai bahan masakan. 

Selain itu, ada juga taoge di dalam orem-orem. Selebihnya, sama dengan opor, yakni terdapat ketupat, ayam, sampai telur.

Baca juga : Relawan Bacaleg PPP Gencar Galang Dukungan Suara di Malang, Jatim

Orem-orem punya cita rasa yang unik berkat cara memasak dan tempenya. Sebagian besar orang membuat orem-orem dengan bahan bakar arang. 

Mengenai tempenya, orang Malang biasa memakai mendol. Mendol terbuat dari tempe yang sudah setengah busuk.

Sejak tahun 1980an sudah banyak orang Malang yang menjual orem-orem. 

Baca juga : Universitas Binus @Malang Siap Cetak Lulusan untuk Industri Digital Technopreneur

Makanan ini disebut-sebut pertama kali dibuat pada masa penjajahan Jepang. Kala itu, soto ayam atau daging dianggap sebagai makanan yang mewah.

Sebagai gantinya, orang Malang membuat orem-orem. Cara memasaknya sederhana dengan bahan yang terjangkau. 

Bumbunya juga simpel dan bahan utamanya adalah tempe yang diiris kecil-kecil. Kemudian, ditambah dengan tauge dan disiram dengan kuah kuning. 

Baca juga : Kota Malang Akan Bangun Zona Market Keripik, Adopsi Cara Tiongkok

Seiring berjalannya waktu, orem-orem disajikan dengan ayam, kerupuk, sambal, dan lauk pendamping lainnya.

Satu piring orem-orem dibanderol mulai dari Rp7.000. 

Awalnya, orem-orem hanya disuguhkan saat perayaan spesial saja. Misalnya, syukuran dan pernikahan. 

Baca juga : Merawat Sungai Brantas, Melestarikan Tradisi

Lama-kelamaan, orem-orem bisa dinikmati kapan saja. Banyak warung di Malang yang menyediakan orem-orem lezat sebagai sarapan, makan siang, maupun makan malam.

3. Mendol

Makanan Khas Malang

(Shutterstock)

Baca juga : Kementan Gelar FGD dan Bootcamp Inkubator Agribisnis bagi Petani Milenial Jatim

Mendol umumnya menjadi makanan pendamping untuk masakan utama. Contohya, makanan khas Malang yang sudah disebutkan sebelumnya, yakni orem-orem. 

Mendol juga cocok jika disajikan bersama dengan lodeh maupun pecel.

Sekilas, bentuk mendol mirip dengan perkedel. Faktor inilah yang membuat mendol diduga pertama kali dibuat pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. 

Baca juga : Pembersihan Material Gunung Semeru Terus Dilakukan

Kala itu, kota Malang menjadi salah satu area yang paling babyak dihuni orang-orang Belanda. 

Perkedel dikenal sebagai kuliner Indonesia yang terinspirasi dari makanan Belanda bernama frikadeller. Frikadeller atau bakso berbentuk bulat dan merupakan bola daging yang digoreng. 

Mendol, yang berarti kepal, juga memiliki cara masak yang sama dengan perkedel. 

Baca juga : Kiai dan Santri Malang Raya Dukung PAN Berjuang untuk Rakyat

Tempe yang mulai busuk akan dikukus. Lalu, tempe dihancurkan dan dicampur dengan bumbu lain. 

Bumbu mendol terdiri dari ketumbar, terasi, bawang putih, lengkuas, kencur, dan cabai. Setelah itu, adonan tempe ini dikepalkan dan digoreng. 

Mendol dapat kamu temukan dengan mudah di Malang. Harganya pun terjangkau. 

Baca juga : KLHK dan Unbraw Jalin Kerja Sama Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan

4. Cwie Mie

Makanan Khas Malang

(Shutterstock)

Tidak bisa dipungkiri kalau mi menjadi salah satu santapan favorit warga Indonesia. Setiap daerah bahkan punya mi versi mereka sendiri. 

Baca juga : Petani Milenial asal Kasembon, Malang, Sukses Budi Daya Kambing Perah

Malang juga punya mi khas yang dinamakan cwie mie. Cwie memiliki arti kecil sesuai dengan ukuran minya. 

Berbeda dengan mi lain, cwie mie memakai topping daging ayam yang dicincang halus serta sawi dan daun selada. Kuahnya yang terbuat dari kaldu ayam memiliki cita rasa gurih. 

Sebagai pendamping, kamu bisa menyantap cwie mie dengan sambal, bakso sapi, jamur, maupun pangsit kuah dan goreng.

Baca juga : Akselerasi Program, Kementan Rangkul Daerah untuk Regenerasi Pertanian

Tidak ada yang tahu pasti kapan pertama kali cwi mie dibuat. Namun, makanan khas Malang ini diduga terinspirasi dari kuliner Tionghoa. 

Pada tahun 1870, banyak orang Tiongkok yang datang ke Indonesia dan menetap di Pulau Jawa. Cwi mie bisa saja pertama kali tercipta pada masa tersebut. 

Kamu harus merogoh kocek mulai dari Rp20.000 untuk bisa menikmati semangkuk cwie mie yang nikmat dan menggiurkan.

Baca juga : Oleh-Oleh Khas Malang yang Wajib Anda Bawa Pulang

5. Puthu Lanang

(Pemerintah Kota Malang)

Apakah kamu pernah makan kue puthu? Kue puthu lanang tidak jauh berbeda dengan putu pada umumnya.

Baca juga : 5 Kuliner Unik Khas Jawa Timur Favorit Pelancong

Puthu lanang sama-sama terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa. 

Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dan dicetak dalam beberapa potongan bambu kecil. Adonan lalu dikukus hingga matang.

Meski begitu, puthu lanang berwarna hijau karena menggunakkan daun pandan. Tidak seperti putu biasa yang umumnya berwarna putih. 

Baca juga : Polres Malang Perkuat Patroli untuk Cegah Kejahatan saat Ramadan

Puthu lanang khas Malang umumnya disuguhkan dengan gula merah kental. 

Pencetus puthu lanang bernama Soepijah. Ia mendirikan kedai puthu lanang sejak tahun 1935. 

Sampai saat ini, puthu lanang ramai dibeli warga Malang maupun turis. Harga per porsinya pun ramah di kantong, yakni Rp15.000.

Baca juga : Pengamat Dukung Polri Jerat Wahyu Kenzo Pake Pasal Berlapis

 

Ternyata ada banyak makanan khas Malang selain bakso. 

Kamu bisa mencoba menyantap berbagai kuliner ini saat berlibur ke Malang. Mulai dari nasi pecel, orem-orem, hingga mondel tempe. Bagi pecinta mi dapat mencoba cwie mie dan kalau kamu penyuka kue bisa membeli puthu lanang. 

Baca juga : Bolu Bakpao Telo Singosari Oleh-Oleh Kekinian Kota Malang

Selain nikmat, makanan khas Malang di atas juga punya cerita asal muasal yang menarik. Harganya juga terjangkau. 

Jadi, pastikan kamu mencoba deretan makanan khas Malang tersebut, ya!
 

Baca juga : Bea Cukai Tindak Rokok Ilegal Bernilai Miliaran Rupiah di Malang dan Kudus

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Pricilia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat